TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali menghentikan pencarian korban runtuhnya Jembatan Lembongan di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Kepala Pusat Informasi Data dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penghentian itu karena tidak ada lagi laporan korban hilang dari masyarakat.
Sutopo berujar, delapan orang meninggal dan 34 lain terluka akibat runtuhnya jembatan tersebut. "Korban meninggal telah diserahkan kepada pihak keluarga. Semua korban adalah warga Desa Jungut Batu dan Desa Nusa Lembongan," ucap Sutopo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016.
Baca: Tarif Jalan Tol Jakarta-Cikampek Naik Mulai Sabtu
Meski begitu, Sutopo menuturkan BPBD masih di lokasi untuk koordinasi penanganan korban dan perbaikan jembatan. "Kapal Basarnas masih berada di lokasi," katanya.
Sebelumnya, Jembatan Kuning atau dikenal Jembatan Cinta yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan runtuh pada Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 18.30 Wita. Diduga, jembatan itu runtuh karena kabel sling yang terputus. Jembatan ini merupakan jembatan penghubung Kabupten Sematapura dengan Klungkung yang dibangun sekitar 1995. "Jembatan ini diperuntukkan bagi penyeberangan manusia, tapi sering dilalui sepeda motor," ucapnya.
Peristiwa runtuhnya Jembatan Kuning berawal dari banyaknya warga yang hilir mudik di atas jembatan terkait dengan upacara adat yang sedang dilaksanakan di pura desa setempat.
ARKHELAUS W.