Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Lebih dalam soal Kanker Leher Rahim

image-gnews
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Heboh Julia Perez diberitakan terjangkit kanker serviks sampai harus menjalani pengobatan ke Jerman atau Malaysia paling lambat akhir tahun ini, membuat publik kembali terusik.

Pertanyaannya, apa itu kanker serviks? Pada usia berapa perempuan menjadi rentan diserang kanker serviks dan jika terlanjur mengidap kanker, penanganan macam apa yang harus dijalani penderita, kembali mengemuka?

Kanker serviks adalah penyakit yang terjadi pada daerah leher rahim, yaitu pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya di antara rahim dan vagina.

Menurut Dr. Ardian Ganda Sefri Ardiato (30), 99,7 persen kanker serviks disebabkan human papilloma virus (HPV) onkogenik (bersifat ganas), yakni HPV tipe 16 dan 18. Selain itu, kanker bisa disebabkan radiasi bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu lama dan awalnya hanya terjadi di leher rahim. Setelah memasuki stadium lebih lanjut, kanker ini akan menyebar ke organ lain di sekujur tubuh penderita.

"Penularan HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama dilakukan dengan berganti pasangan. Penularan dapat terjadi baik dengan transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, manual ke genital, maupun transmisi dari ibu ke bayi, tetapi ini jarang terjadi," katanya.
    
Virus ini menular melalui kontak langsung dengan lesi atau sel tubuh yang telah terinfeksi. Masa inkubasinya rata-rata tiga sampai empat bulan. Ganda menyebut ada faktor risiko yang memungkinkan infeksi HPV menjelma menjadi kanker serviks.

Contohnya adalah pada wanita di usia muda (20 sampai 24 tahun), jumlah pasangan, melakukan hubungan seksual di usia muda, kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi, dan pasangan pria yang tidak disunat. Yang membuat makin berbahaya, kanker serviks kerap hadir tanpa menimbulkan gejala.

"Diperkirakan lebih dari 50 persen individu yang aktif secara seksual paling tidak pernah terinfeksi HPV satu kali selama hidup. Masalahnya, ketika infeksi HPV itu bersifat persisten, maka ia akan menjelma menjadi prakanker dan kanker," jelas Ganda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika HPV berkembang pesat, beberapa gejala kasat mata biasanya akan muncul. Gejalanya bervariasi. Tergantung tipe virus dan bagian tubuh yang terinfeksi. Beberapa gejala yang jelas antara lain kutil pada wajah, lengan, kaki, dada, dan area kelamin.

Gejala klinis antara lain perdarahan vagina yang tidak normal. Misalnya, perdarahan ketika kontak seksual pascamenopause mau pun di luar siklus haid. Gejala lain, vagina mengeluarkan kotoran berwarna putih menyerupai nanah, berbau, dan nyeri di area pinggul.
    
Untuk memastikan gejala tersebut kanker serviks atau bukan, kita disarankan berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetrik ginekologi konsultan onkologi atau Sp. OG(K)onk.

Lesi kulit berupa kutil memang dapat dideteksi dengan mata telanjang. Tapi, metode kasat mata saja tidaklah cukup. Pasien disarankan menjalani pemeriksaan fisik yang menunjang.
    
"Metode screening seperti visual inspection with dilute solution of acetic acid (VIA) serta tes pap smear dapat dilakukan untuk diagnosis secara sitologi. Tindakan lanjutan berupa kolposkopi dan biopsi sangat disarankan jika hasil tes screening dirasa masih kurang meyakinkan," papar Ganda.

TABLOIDBINTANG

Artikel lain:
Takut Makan Melinjo? Ketahui Dulu Apa Saja Manfaatnya
Buah Berwarna Terang Memang Baik, tapi Ada Efek Buruknya Lho
Bicara A-Z tentang Menyikat Gigi dan Bahan Pasta Gigi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

14 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

15 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

15 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

16 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

16 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

16 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

20 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.