TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak tonggak pertumbuhan anak, seperti tersenyum, menggenggam, sampai berbicara. Namun berjalan dianggap sebagai momen paling istimewa. Tanya saja ibu Anda, yang kemungkinan besar mengingat langkah pertama Anda, meski kejadian itu berpuluh-puluh tahun silam.
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog perkembangan anak, mengatakan, berjalan tergolong kemampuan istimewa karena saat itu bayi mulai terlepas dari pangkuan dan gendongan orang lain. "Dia mulai menyadari sebagai individu yang terpisah dari mamanya dan menjelajahi dunianya sendiri," ujar Vera.
Mengutip John Santrock, profesor perkembangan anak dari University of Minnesota, Vera mengatakan berjalan merupakan kegiatan yang kompleks, yang menuntut dua keterampilan utama. Pertama, menjaga keseimbangan badan pada satu kaki saat kaki lain melangkah. Kedua, memindahkan berat badan dari satu kaki ke kaki lain tanpa terjatuh. "Bagi kita terlihat mudah, tapi tidak untuk bayi," ujarnya. "Maka butuh waktu lama untuk menguasainya."
Biasanya, anak mulai berjalan di usia 12 bulan, setelah berdiri pada 9 bulan. Namun psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini meminta para orang tua tidak panik saat mendapati anaknya belum menunjukkan tanda-tanda berjalan pada usia itu. "Ini bukan keterampilan yang datang tiba-tiba. Ada tahapan yang menunjangnya dari jauh hari," ujar Vera.
Tahapan itu terdiri atas belajar menjejakkan kaki saat bayi berusia 3-6 bulan, berdiri dengan bantuan pada usia 6-10 bulan, dan berjalan dengan bantuan pada usia 9-12 bulan. Keterlambatan berjalan, Vera melanjutkan, mungkin akibat bayi kurang stimulasi pada kemampuan sebelumnya. "Biasanya karena digendong terus atau takut bayinya jatuh," katanya.
Berita lainnya:
Manfaat Anak Aktif Berjalan Sebelum Usia 3 Tahun
Baca Ini Sebelum Membeli Sepatu untuk Si Kecil
Baby Walker Bikin Anak Cepat Jalan? Salah, Ini Mitos Kesehatan Anak