TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian masyarakat perkotaan sering melewatkan kegiatan berolahraga. Keseharian mereka biasanya lebih banyak dihabiskan dengan duduk dalam waktu lama. Pada waktu akhir pekan pun, waktu lebih banyak dihabiskan untuk relaksasi, seperti beristirahat, berwisata, atau berkumpul bersama keluarga.
Padahal, menurut spesialis kedokteran olahraga, Andi Kurniawan, terdapat riset yang menunjukkan duduk selama lebih dari dua jam bisa mengurangi harapan hidup hingga sepuluh menit. "Riset tersebut menyimpulkan bahwa sitting is the new smoking," ujarnya pada Kamis, 10 November 2016, di Jakarta.
Andi menambahkan, kebiasaan tidak berolahraga ini disebabkan empat faktor, yaitu tidak punya waktu serta kurangnya motivasi, energi, dan sarana. "Untuk mereka yang sering mengeluhkan tidak punya waktu, sebenarnya olahraga bisa dilakukan di tengah-tengah aktivitas kita. Misalnya, jalan pagi sebelum berangkat kerja atau ketika mencari makan siang," katanya.
Andi menekankan pentingnya memiliki motivasi ketika sedang berolahraga. "Coba pikirkan motivasi apa yang ingin dicapai setelah berolahraga," tuturnya. Para wanita, Andi melanjutkan, kerap mengeluhkan kekurangan energi. "Misalnya, tidak bisa berolahraga karena alasan hamil, punya anak, atau bahkan karena sudah merasa tua."
Bagi mereka yang beralasan tidak memiliki sarana, Andi mengingatkan bahwa olahraga bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tidak selalu harus dilakukan di pusat kebugaran.
Berita lainnya:
5 Penyebab Wangi Parfum di Tubuh Cepat Hilang
Resep Rujak Soto Banyuwangi
Hidup Sehat Paska Berhenti Merokok