TEMPO.CO, Kupang - Ratusan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar doa bersama dan membakar 1.000 lilin bagi Intan Olivia pada Senin malam, 14 November 2016. Bocah 2,5 tahun itu menjadi korban ledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.
Penggagas acara ini, Alfred Son, mengatakan aksi ini sebagai wujud seruan solidaritas dan rasa belasungkawa. Aksi ini digelar di Gong Perdamaian Nusantara, sekitar pukul 20.30 Wita. “Aksi ini sebagai bentuk belasungkawa atas kejadian bom di Kalimantan. Apalagi korbannya anak kecil," katanya.
Alfred mengatakan aksi tersebut sengaja dilakukan di Gong Perdamaian, karena saat ini perdamaian dan toleransi antarumat beragama di Indonesia perlu ditingkatkan.
Dia juga berharap masyarakat NTT tidak terprovokasi atas isu-isu agama yang menyesatkan. Selain itu, dia meminta negara mampu melindungi kaum minoritas di Indonesia.
“NTT adalah daerah dengan toleransi tinggi, sehingga dengan aksi ini saya berharap masyarakat NTT tidak terprovokasi," tegasnya.
Dari hasil pantauan wartawan, setelah melakukan doa bersama, warga membakar 1.000 lilin dengan bertulisan nama Intan sebagai bentuk belasungkawa.
YOHANES SEO