TEMPO.CO, Jakarta – Dua petinggi keamanan, Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman dan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, mengantar jenazah Intan Olivia Banjarnahor ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman Kristen Putaq, di Desa Loa Janan Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa, 16 November 2016.
“Kami semua pasti merasa kehilangan anak kami Intan Olivia Banjarnahor,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur-Kalimantan Utara Inspektur Jenderal Safaruddin dalam sambutannya. Jenderal bintang dua itu berbaur dengan ratusan pelayat yang mengantarkan balita berusia 2,5 tahun tersebut.
Intan Olivia Banjarnahor merupakan korban bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang. Balita cantik ini tewas dengan luka bakar yang menghanguskan 78 persen tubuhnya. Intan meninggal pada Senin sekitar pukul 04.30 Wita.
Selama disemayamkan di rumah duka, ratusan pelayat tak pernah sepi di kediamannya di Jalan Jati 3, Kelurahan Harapan Baru, Samarinda. Intan diantar ke peristirahatan terakhirnya yang berjarak sekitar 10 kilometer dari rumahnya.
Panglima Kodam VI Mulawarman Mayor Jenderal Johny Lumban Tobing di lokasi pemakaman meminta semua pihak lebih meningkatkan kewaspadaan. “Kalau polisi dan tentara saja tak cukup, masyarakat juga harus mendukung,” ucapnya.
Saat pemakaman, kedua orang tua Intan, Anggiat Tumpak Banjarnahor dan Diana Susan Br Sinaga, seolah berat melepas jenazah putri semata wayangnya itu. Keduanya masih terbalut kesedihan ketika menyaksikan proses pemakaman.
FIRMAN HIDAYAT