TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, mengatakan pengaruh menangnya Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat memberikan tekanan kepada negara-negara di dunia. Menurut dia, perekonomian global menjadi tidak stabil dengan munculnya ketidakpastian akibat kemenangan Trump yang di luar prediksi tersebut.
"Namun kita tidak boleh pesimis. Kalau kita lihat sitausi di Asia, ternyata tidak seburuk itu," ujar Anil dalam UOB Indonesia Economic Outlook 2017 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu, 16 November 2016. Sebab, menurutnya, Asia masih menyumbang dua per tiga dari pertumbuhan global tahun lalu. Asia Tenggara juga masih menjadi pasar yang menjanjikan bagi dunia.
Dia melanjutkan, untuk menghadapi kemungkinan diterapkannya kebijakan proteksionis oleh Trump, Singapura akan fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tanpa itu, Singapura tidak punya sumber daya untuk menjawab tantangan global ketika ada perlambatan. "Masyarakat Singapura juga sudah menua sehingga pertumbuhan ekonomi harus tinggi," katanya.
Singapura sebagai negara kecil, Anil berujar, bukanlah negara penentu harga. Namun, baik negara besar maupun negara kecil mesti sama-sama tetap tumbuh dalam keadaaan yang tidak pasti seperti saat ini. "Kita tidak bisa mengadopsi kebijakan proteksionis. Kita harus lebih banyak kerjasama dan meyakinkan masyarakat bahwa ini memang yang harus dilakukan," tuturnya.
Anil pun berharap, Singapura dapat bekerjasama dengan Indonesia untuk menjawab tantangan dengan adanya rencana penerapan kebijakan proteksionis oleh Trump tersebut. "Kalau Indonesia kalah dengan diterapkannya langkah proteksionis, Singapura juga akan kalah. Saya berharap, kita tidak terlalu pesimis untuk situasi jangka panjang maupun jangka pendek," tutur dia.
ANGELINA ANJAR SAWITRI