TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai teknik tersedia untuk membuat setiap orang –khususnya wanita, tampil menarik dan manglingi. Salah satu tren di dunia kecantikan yang sedang digandrungi untuk membuat penampilan berubah drastis adalah teknik tanam benang atau thread lift.
Direktur Pelayanan Medis dari Klinik Bamed Skin Care, Adhimukti T. Sampurna mengatakan pada prinsipnya tanam benang merupakan teknik untuk membuat kulit tampak kencang. Sesuai dengan namanya, dalam mengerjakan thread lift, dokter akan menanamkan benang dengan cara menjahit bagian wajah atau tubuh yang ingin dibuat menarik. “Saya pernah mengerjakan thread lift dan kapok,” kata Adhimukti dalam seminar Implementasi Combination Rejuvenation Treatment (CRT) di Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.
Ada dua teknik tanam benang, yakni memasukkan benang dalam ukuran pendek, dan benang panjang dengan pengait. Contoh, untuk menerapkan tanam benang pada pipi, jika menggunakan teknik benang pendek, maka dokter akan menjahit beberapa ruas di seluruh area pipi secara berurutan dan merata, dari atas sampai ke bawah. “Untuk satu sisi pipi (kanan atau kiri saja) bisa sampai 12 jahitan,” kata Adhimukti.
Adapun teknik tanam benang panjang memerlukan pengait. Misalnya, untuk mengencangkan pipi, pangkal benang ditanam di bagian bawah bawah pipi (sekitar tepi dagu dan ujung bibir) kemudian ditarik lurus ke telinga atas dan dikait ke belakang telinga.
Bagaimana dengan hidung mancung yang ujungnya naik seperti selebritas Korea? Adhimukti menjelaskan, tak cukup satu helai benang untuk menaikkan hidung. “Apakah butuh empat benang atau selusin? Tidak. Kalau mau hidungnya tinggi sekali, terkadang bisa menanam sampai 50 helai benang,” katanya. Jadi, Adhimukti melanjutkan, thread lift menjadikan benang sebagai tonggak atau cagak dari kontur wajah.
Selain tekniknya, yang perlu diperhatikan dalam tanam benang adalah bagaimana reaksi kulit. Setelah menjalani thread lift, pasien biasanya mengalami bengkak selama dua hari, seminggu, atau bahkan satu bulan. “Ini merupakan reaksi kulit karena ada benda asing yang ditanam,” katanya.
Benang yang dipakai, menurut dia, sejatinya aman karena merupakan benang yang biasa digunakan untuk operasi dan dapat diserap oleh kulit. Perbedaannya, Adhimukti menjelaskan, jahitan pada operasi relatif lebih sedikit ketimbang thread lift. “Kalau operasi, benang dipakai untuk menyatukan dua jaringan kulit yang tersayat, sedangkan di thread lift sejumlah benang dimasukkan pada area tertentu,” ujarnya.
Yang dikhawatirkan kalau terjadi reaksi kulit yang tidak diinginkan, misalnya muncul bisul kecil-kecil di area jahitan, luka seperti koreng, sampai terjadi pengapuran atau fibrosis. “Hasil thread lift memang dramatis dan instan, tapi dari sisi keamanannya perlu dipertimbangkan,” katanya. Sebab, Adhimukti melanjutkan, sejauh ini belum ada regulasi atau penelitian yang mendukung apakah tanam benang ini aman atau tidak.
Pernyataan senada disampaikan dokter spesialis kulit, Conny Melly Rosdiana. Menurut dia, dari luar memang pasien yang telah menjalani tanam benang tampak cantik, berkulit kecang dengan kontur wajah yang bagus. “Tapi di dalam, terjadi reaksi kulit terhadap benang dan membentuk perubahan,” ujarnya.
Sebelum menerima pasien yang hendak melakukan thread lift, Conny akan bertanya apakah ada rencana jangka panjang untuk melakukan bedah plastik, misalnya. Sebab, dia melanjutkan, beberapa dokter bedah plastik akan menolak permintaan dari pasien yang pernah melakukan tanam benang karena kekenyalan kulitnya sudah berubah dan mempengaruhi hasil operasi plastik. “Benang sudah menyatu dengan kulit membuat teksturnya menjadi keras, sehingga sulit untuk dilakukan tindakan,” katanya.
Ada baiknya Anda mempertimbangkan lagi jika hendak menjalani tanam benang. Kalau ada metode lain yang lebih aman, hasilnya sama, dan dari sisi biaya lebih ekonomis, kenapa tidak?
RINI KUSTIANI
Berita lainnya:
Ingin Kerja Bahagia? Gaji Besar Bukan Targetnya
6 Cara Sederhana agar Anak Tak Kecanduan Gawai
Pria Wajib Tahu, Apa Alasan Sebenarnya Dia Menerima Pinangan Anda