TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 45 ribu orang telah menandatangani petisi online untuk menolak Wonder Woman dipakai sebagai duta kesetaraan gender oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Petisi online ini meminta Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk mencopot Wonder Woman, tokoh fiksi dalam film, sebagai duta perempuan yang digambarkan sebagai sosok perempuan yang kuat dan independen.
Baca:
Perang Berakhir, Pasukan Presiden Assad Menang di Aleppo
Reformasi Besar-besaran di Rusia, KGB Dihidupkan Kembali
Pemilihan Wonder Woman yang berkulit putih, bertubuh montok, dan berpakaian mini menuai banyak kritik. Bahkan ukuran payudaranya yang besar dianggap tidak sesuai dengan ukuran payudara kaum perempuan kulit putih pada umumnya.
"Ini peringatan bahwa PBB mau mempertimbangkan penggunaan karakter yang fotonya terang-terangan tampil seksual di halaman utama media massa di Amerika Serikat dan dunia, yang menjadikan perempuan dan anak-anak perempuan sebagai obyek," bunyi petisi online itu seperti dikutip dari Independent, 14 Desember 2016.
Protes juga datang dari para karyawan PBB sendiri yang menggelar unjuk rasa di markas utamanya tepat pada hari pengumuman aktor fiksi itu sebagai duta kesetaraan gender.
Petisi ini belum ditanggapi PBB. Para peneken petisi menyarankan PBB untuk menemukan duta besarnya dari daftar sosok yang hidup, bernapas, dan perempuan yang menjadi role model.
Penunjukan resmi Wonder Woman sebagai duta besar perempuan superhero dilakukan pada Oktober lalu sebagai rangkaian dari kampanye pemberdayaan perempuan dan anak-anak perempuan yang dimulai pada 2017 untuk mencapai tujuan PBB pada kesetaraan gender tahun 2013.
INDEPENDENT | MARIA RITA