TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing sudah lebih fleksibel berkat dukungan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing yang mulai berkembang.
Perry tak memungkiri perkembangan kurs yang naik turun beberapa waktu lalu menyebabkan Rupiah mengalami tekanan. Namun, hal itu langsung disesuaikan dengan supply dan demand di pasar. Dengan adanya kestabilan tersebut, kebutuhan intervensi BI untuk menjaga kestabilan Rupiah tidak begitu besar.
“Ini nilai tukar yang fleksibel, yang mencerminkan nilai pasar. Ini sebagai arah kebijakan yang kami adobsi selama ini,” kata Perri Warjiyo di Kompleks Bank Indonesia, Jumat, 16 Desember 2016.
Pada hari ini, berdasarkan kurs tengah BI (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.426, atau melemah 59 poin (0,44 persen) dibandingkan kemarin yang berada di angka Rp 13.367.
Baca: 12 Pahlawan di Uang Baru, dari Sukarno sampai Simatupang
Perry menambahkan, BI akan terus memastikan apakah nilai tukar Rupiah yang terjadi di pasar benar-benar merefleksikan fundamental serta volatilitas yang senantiasa terjaga. “Yang terjadi selama ini, itu sudah merefleksikan itu. Karena kalau tidak merefleksikan itu, BI nggak akan segan untuk melakukan intervensi,” ucap Perry Warjiyo.
“Kalau nggak intervensi, berarti logikanya itu volatilitasnya dalam batas yang wajar dan perkembangan naik turun itu masih dalam batas fundamental. Selalu akan kami jaga kurang lebih sejalan dengan fundamental, kalau engga jelas kita akan intervensi,” ucap dia.
Perry menambahkan, mau tidak mau Indonesia tetap berada dalam situasi ketidakpastian (uncertaincy) dan itu akan terus terjadi. Karena itu ia sulit untk diperkirakan bagaimana fundamental rupiah kedepannya. “Kita tidak bisa menghilangkan. Tetapi yang harus kita lakukan adalah seberapa siap kita menghadapi ketidak pastian itu. Yang sudah kita siapkan adalah kebijakan BI yang akan selalu merespon perkembangan domestik maupun internasonal, termasuk setting kebijakan nilai tukar mata uang kita,” kata dia.
DESTRIANITA