Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waktu Bekerja Lama Tak Jamin Produktivitas

image-gnews
Ilustrasi wanita pekerja bingung. shutterstock.com
Ilustrasi wanita pekerja bingung. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah durasi bekerja selaras dengan produktivitas? Belum tentu. Pakar psikologi K. Anders Ericsson melakukan eksperimen yang menunjukkan, bahwa orang hanya bisa berkonsentrasi selama empat sampai lima jam saat bekerja sebelum mereka berhenti menyelesaikan sesuatu. Lebih dari itu, hasil pekerjaannya cenderung datar atau justru memburuk.

“Jika Anda mendorong orang untuk bekerja lebih dari durasi mereka bisa berkonsentrasi secara maksimal, Anda hanya membuat mereka memiliki kebiasaan buruk,” kata Ericcson, seperti dilansir Business Insider.

Kebiasaan buruk itu bisa juga membuang waktu mereka bisa untuk bekerja produktif. Singkat kata, memangkas waktu bekerja bisa menuai hasil yang lebih baik.

Ryan Carson, CEO dari perusahaan edukasi teknologi Treehouse, melihat karyawannya lebih bahagia dan produktif sejak dia mengimplementasikan waktu bekerja selama 32 jam setiap pekan pada 2006. Carson menganut prinsip bahwa memaksa orang bekerja 40 jam setiap pekan itu tidak manusiawi.

“Ini bukan soal waktu untuk keluarga, atau untuk bersenang-senang, atau bekerja lebih sebentar, ini tentang hidup lebih seimbang,” katanya.

Prinsip Carson tidak membuat perusahaannya sulit mendapat untung. Pendapatan tahunannya mencapai jutaan dolar AS dan menurut Carson, para karyawan senang datang ke kantor untuk bekerja setiap hari.

Cerita serupa terjadi di perusahaan Reusser Design yang mengubah peraturan bekerja jadi empat hari sepekan pada 2013. Meski perusahaan itu menerapkan waktu bekerja yang lebih lama untuk mengganti libur pada Jumat, pendiri perusahaan Nate Reusser mengatakan produktivitas meningkat.

“Anda tidak akan percaya pekerjaan yang selesai,” katanya pada CNN. Menurutnya, kebijakan itu memotivasi orang untuk bekerja lebih keras, mirip dengan orang yang giat bekerja menyelesaikan proyek sebelum berlibur.

Anak-anak juga punya potensi mendapat keuntungan dari empat-hari setiap pekan. Sebuah studi mengungkapkan bahwa anak kelas 4 dan 5 SD di Colorado mendapat nilai lebih tinggi saat mereka hanya bersekolah selama empat hari dibandingkan yang sekolah lima hari sepekan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nilai matematika mereka naik 12 persen, sementara nilai membaca naik enam persen. Bahkan di kelas, orang-orang juga sulit berkonsentrasi pada tugas sulit dalam periode lama.

“Melihat sistem sekolah kebanyakan, sebagian besar murid duduk selama enam atau tujuh jam sehari,” kata Ericcson. “Dan saya kira mereka tidak benar-benar berkonsentrasi selama itu.”

Sebagian bukti menekankan bahwa solusinya bukan pada jam kerja yang lebih sedikit, tapi bagaimana perusahaan mengalokasikan waktu karyawannya.

Pada 2008, mantan gubernur Utah Jon Huntsman mengimplementasikan rencana untuk mengubah pola kerja. Hanya memberi waktu adaptasi selama sebulan, nyaris 75 persen PNS mengganti pola kerja dari delapan jam selama lima hari sepekan jadi 10 jam dalam empat hari sepekan.

Di sisi lain, hari libur tambahan menghemat dana yang biasanya dipakai untuk pemanas ruangan, pendingin ruangan dan listrik untuk gedung. Perubahan ini juga meningkatkan moralitas pegawai.

Orang menikmati hari libur lebih banyak dan menikmati perjalanan dari rumah ke kantor yang lebih santai karena mereka tidak perlu terjebak macet pada jam sibuk. Pada intinya, bukti riset membuktikan Anda tidak perlu bekerja 40 jam sepekan untuk mencapai produktivitas maksimal.

BISNIS

Artikel lain:
Hindari 3 Hal ini Saat Wawancara Keluar Kerja
4 Pertanyaan Jebakan Wawancara Kerja dan Cara Menjawabnya
Apa yang Membuat Karyawan Bahagia di Tempat Kerja?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

3 jam lalu

TalKshop Hari Kartini bertajuk 'Perempuan dan Perannya '/Nakara
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

4 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

7 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

11 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

11 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier