TEMPO.CO, Jakarta - Imlek yang identik dengan acara kumpul dan bersantap, menjadikan ruang makan dan ruang tamu penting. Para desainer interior merancang gaya Imlek dengan gagasan masing-masing.
Bagi Roland Adam, Imlek tak selalu identik dengan warna merah, tapi juga biru. Keramik Cina berwarna biru-putih menjadi inspirasinya ketika merancang kamar tidur beserta sofa bernuansa Imlek. Batik Cirebon berwarna biru-putih dari parang kencana menjadi aksesori yang menghiasi dinding, bantal, dan seprai.
Artikel terkait:
Menu Hidangan Khas Imlek
Imlek, Harapan di Sepotong Kue Keranjang
Warna Merah Dominasi Koleksi Busana Imlek
Lain lagi buat Ary Juwono. Dia memanfaatkan beragam warna untuk menghadirkan visualisasi yang kaya. Ary memilih meja dari kayu solid berwarna tua dengan piring putih yang kontras untuk ruang makan dengan dinding kuning cerah berhias lukisan pop perempuan Cina. Semburat merah sendiri dijadikan aksen di lampu gantung.
Sementara itu, Yuni Jie merancang foyer dengan warna merah yang dominan di dinding. Meja pajangan Cina berwarna putih menjadi penyeimbang kuatnya warna merah. Foyer bergaya modern itu mendapat sentuhan klasik dari desain furnitur dan lampu yang ditampilkan.
Shierley Gouw merancang ruang apartemen bergaya chinoiserie di lantai tiga galeri ini. Chinoiserie sendiri merupakan gaya kombinasi Eropa dan Asia yang elegan. Kertas dinding berwarna putih pilihannya dipadankan dengan partisi dinding dan lantai kayu berwarna gelap. Gayanya cenderung bersih dan plain dipadankan dengan lampu gantung baccarat yang mewah.
Hendramianto Syamsulhadi dan Joke Roos menampilkan tatanan ruang yang unik. Tak seperti desainer lainnya, yang merancang ruang interior fungsional, keduanya menampilkan ruangan keluarga bergaya papan konsep. Lampu gantung baccarat yang terdiri atas 48 lampu digantung hanya 60 sentimeter dari lantai.
"Lampu gantung ini merupakan masterpiece yang bisa dinikmati secara utuh dari jarak dekat," kata Joke Roos. Penempatan meja dan furnitur lainnya juga sengaja dibuat tak simetris, "Sesuai dengan gaya papan konsep," katanya.
Busana cheongsam atau Shanghai dress yang mulai populer pada era 1920-an menjadi inspirasi Agam Riadi dalam merancang ruang makan. Kursi dan meja makan klasik dipadankan dengan warna-warni cerah dari lampu gantung yang menyorotkan optimisme dan keceriaan pada tahun baru.
Gaya interior Cina klasik dipadankan dengan gaya modern oleh duo Eko Priharseno dan Reza Wahjudi. Keduanya menggabungkan gaya modern dari lampu gantung serta dinding bertekstur dengan sofa dan kursi bergaya klasik.
Gaya modern-klasik dengan sentuhan Cina juga menjadi pilihan Fifi Fimandjaja dan Anita Boentarman. Fifi merancang ruang perpustakaan, sedangkan Anita merancang ruang tamu. Adapun Prasetyo Budhi merancang ruangan bergaya taman ajaib. Suasana hutan dari luar dibawa ke ruang interior melalui warna burung yang dipadankan dengan furnitur mewah.
Berita lainnya:
Trik Anastasia Siantar Tampil Elegan dengan Tank Top
Psikolog: Usia Matang Belum Juga Nikah, Ibarat Dikejar Utang
Sehat Mana, Bungkus Makanan di Kulkas dengan Plastik atau Kertas