Iklan
TEMPO Interaktif, Surabaya:Sejumlah benda purbakala bernilai miliaran rupiah nyaris diselundupkan ke Malasyia lewat Bandara Juanda, Surabaya, Kamis (25/4). Peneyelundupan itu berhasil digagalkan oleh petugas Bea Cukai Bandara Juanda. Dua orang warga Malaysia, yang membawa benda itu yakni Sulaiman dan Mochamad Ali, saat ini diperiksa secara intensif oleh Bea Cukai Juanda. Benda-benda purbakala itu antara lain 90 buah keping emas, guci berisi intan 5,35 kg, empat buah mahkota, brankas berisi 24 aksesori emas serta lempengan emas. Benda-benda itu dikemas dalam sebuah tas koper besar. Rencananya, Ali dan Sulaiman akan ikut pesawat pesawat Merpati dan tinggal landas pukul 08.10 WIB. Menurut petugas pemeriksa Kantor Bea Cukai Juanda, Hanan Budi Harto, terbongkarnya aksi penyelundupan itu berkat kejelian petugas jaga pintu (ex-ray). Dua penjaga pintu, Marsudi dan Agus Susianto, melihat dua orang mencurigakan. Setelah diperiksa keduanya berasal dari Malaysia. Kemudian petugas menggiring keduanya ke ruang pemeriksaan. ”Setelah kita buka tas koper besar itu berisi benda-benda, kemungkinan besar benda purbakala yang dilindungi,” papar Hanan kepada wartawan. Dikatakan, untuk memastikan kebenaran dugaan itu, Bea Cukai akan bekerjasama dengan Laboratorium benda purbakala di Suaka Peninggalan Benda Purbakala, Trowulan, Mojokerto. “Saya belum bisa memberikan penjelasan lebih rinci sebelum diperiksa secara resmi dari Balai Benda Purbakala,” katanya. Ali dan Sulaiman, yang membawa benda-benda mengaku benda yang dibawanya didapat dari gurunya, Jamilan, warga Desa Tunjung, Udanawu, Kabupaten Blitar. Benda-benda itu merupakan kenang-kenangan dan tanda mata dari Jamilan. “Benda diberikan beliau. Dia kiai saya. Benda itu diberikan asalkan tidak dijual belikan. Saya baru pertama kali membawa benda seperti ini, sehingga saya tidak tahu prosedur kepabeanan,” jelasnya. (Adi Mawardi – Tempo News Room)
Iklan
