Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat militer Kusnanto Anggoro menganggap tidak ada figur yang cocok menjadi Panglima TNI. Karena, menurut dia, dua calon yang memiliki kans kuat menduduki jabatan yakni Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Jenderal TNI Tyasno Sudarto sama-sama memiliki kelemahan. Pernyataan ini diungkapkan oleh Kusnanto kepada Tempo News Room, Jumat petang (10/5). Kusnanto mengurai satu persatu kelemahan yang dimiliki dua jenderal yang dimiliki keduanya. Sutarto misalnya dia anggap memiliki kelemahan dalam soal loyalitas. Dia menceritakan ketika Sutarto menentang keputusan presiden soal dekrit presiden sewaktu Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjadi presiden. “Apa nggak nanti akan begitu lagi,” kata Kusnanto mengkhawatirkan. Sementara kelemahan Tyasno antara lain soal kasus uang palsu. Tyasno juga dianggapnya lama tidak aktif di tentara. Dari dukungan kalangan TNI, Tyasno tdak mendapat dukungan dari bawah (TNI). Kelemahan dari keduanyalah yang membuat posisi Presiden Megawati sulit untuk menentukan siapa yang pas menduduki jabatan Panglima TNI. “Mega kelihatannya bingung dengan figur itu,” kata Kusnanto. Kebimbangan presiden pada Endriartono, kata Kusnanto, soal loyalitas. Kusnanto menduga Megawati khawatir dengan apa yang dilakukan Sutarto kepada Gus Dur akan terjadi pada dirinya. Sementara kalau Tyasno yang naik, akan mudah di kontrol oleh Presiden. Karena dari segi politik Tyasno dianggap orang yang lemah dan tidak menguasai medan yang akan mudah dikontrol dari atas. Namun Tyasno tidak medapat dukungan dari kalangan TNI. Sementara, kata Kusnanto, Endriartono sebaliknya. Endriartiono mungkin tidak mudah dikendalikan presiden tetapi didukung dari bawah. Meski demikian, tambah Kusnanto, kalau presiden tidak mengutak-utak persoalan besar dari TNI lebih aman jika jabatan Panglima TNI dibawah Sutarto. Namun dia buru-buru menambahkan asalkan sementara saja. “Seandainya Endriartono menjadi Panglima ini penting saya kira harus sementara saja, temporer, bisa setahun saja,” kata Kusnanto. Menurut Kusnanto, figur yang cocok untuk menjadi Panglima TNI sebenarnya adalah Letjen TNI Ryamizard Ryacudu. Namun karena adanya aturan untuk menjadi Panglima TNI harus menjadi Kepala Staf, maka Ryamizard belum berhak untuk menduduki jabatan itu. Sementara untuk menjabat KSAD, kursi yang ada sekarang harus kosong dulu. (bernarda rurit-Tempo News Room)
Iklan
