TEMPO Interaktif, Jakarta: Kakak kedua Manimaren, Ganesan, mengatakan bahwa seluruh keluarganya saat ini memang sedang tertekan akibat memikirkan nasib perusahaan tekstil, Texmaco milik Marimutu Sinivasan. Terutama, akibat pemberitaan negatif soal Texmaco di media massa. Seluruh masyarakat bisnis jadi mengucilkan kami. Bank menjadi enggan mengucurkan kreditnya, kata Ganesan kepada Tempo News Room usai pemakaman Manimaren di TPU Kampung Kandang,Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (6/8) siang.
Tindakan nekad bunuh diri yang diambil Manimaren dinilai Ganesan memang bertolak belakang dengan kepribadiannya yang ceria, tegar, dan ulet. Tetapi mungkin, kata Ganesan, karena terlalu menyayangi Sinivasan, ia tidak tega melihat penderitaan kakaknya, sehingga nekad bunuh diri. Sinivasan sudah dianggap Bapak sendiri, apalagi perbedaan umur mereka jauh sekali 20 tahun, katanya. Manimaren memang sejak kecil diasuh dan dibiayai sekolahnya oleh Sinivasan.Ia sangat dekat dengan Bang Vasan, tambahnya.
Ganesan mengatakan kalau adiknya sempat mengeluh kesal karena mengharapkan bantuan pemerintah yang tak kunjung datang. Sepertinya pemerintah sepakat untuk menghancurkan perusahaan kami, katanya. Oleh sebab itu, ia mendatangi beberapa pejabat yang sudah dekat dengannya, salah satunya Akbar Tandjung yang ditemui Manimaren beberapa pekan lalu. Wajar saja ia mendatangi pejabat. Ini kan biasa dilakukan dalam dunia bisnis, ujarnya.
Sehari sebelum kematiannya, Ganesan sempat menghubungi adiknya lewat telepon. Kemudian Manimaren hanya mengatakan, Saya tidak bisa banyak bicara. Saya sedang ada teman. Nanti akan telepon kembali, kata Ganesan meniru suara adiknya. Tapi telepon dari adiknya itu tak kunjung datang, malah kabar duka yang ia terima keesokan harinya.
Ganesan juga menceritakan kejadian sebelum musibah itu terjadi. Manimaren baru tiba di rumahnya di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekitar pukul 16.30 WIB, setelah pulang dari kantornya. Ia sempat berolahraga sebentar seperti hari-hari biasanya. Kemudian menyuruh pembantunya untuk menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya. Sekitar jam 22.00 WIB, Manimaren meninggalkan rumahnya . Tak lama kemudian ia kembali lagi ke rumahnya hanya untuk mengambil tas kecil, lalu pergi lagi.
Kata Ganesan, Manimaren baru pertama kali menginap di Hotel Aston. Ia pun mengatakan tidak mengetahui rencana adiknya itu menginap di Hotel tersebut. Buat apa menginap, kan sudah ada rumah, kata Ganesan. Di rumahnya, Manimaren hanya tinggal bersama dua orang pembantu dan asisten pribadinya. Sementara istrinya, Jeanne Manimaren dan kedua anaknya, Marisa (17) dan Daniel (9) sudah 1,5 tahun tinggal di Connectitut, Amerika Serikat.
Rumah tangga Manimaren dinilainya cukup harmonis di mata keluarganya. Istrinya tinggal di Amerika Serikat selain karena masih menjadi warga negara tersebut, juga untuk menemani kedua anaknya melanjutkan sekolah. Jean takut anaknya terpengaruh pergaulan yang tidak benar di Amerika, kata Ganesan.
DetrizkiTempo News Room