Iklan
TEMPO Interaktif, Mataram:Ternyata, Ketua PKB Nusa Tenggara Barat (bentukan Matori), Faried Husein, tidak dikenal kiprah politiknya oleh aktivis dan pengurus partai berlambang bumi bintang sembilan itu. “Kami tidak kenal dia,” ujar Ahmad Taqiuddin, Ketua PKB NTB yang loyal pada Gus Dur dan Alwi Shihab, Kamis (10/1). Ia hanya mengenal Achmad Ansyari, Sekretaris PKB NTB pro-Matori, yang sebelumnya menjadi Ketua PKB Kecamatan Cakranegara, Mataram. Faried lahir di Mataram, 38 tahun lalu. Ia mengaku banyak aktif di organisasi kepemudaan, yang berafiliasi ke NU, selama kuliah di Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga di Surabaya, sebelum tamat 1991. Sehari-hari bekerja sebagai konsultan keuangan dan akuntan publik di Mataram dan Jakarta. “Tetapi penunjukan sebagai ketua PKB NTB bukan karena orang Jakarta. Saya dipilih teman-teman di Mataran sini,” katanya. Ia mengaku terpilih karena terus mengikuti perkembangan PKB dan dipandang memiliki potensi menjalankan roda organisasi partai di NTB. Faried mengaku mendapat dukungan dari teman-temannya yang telah berkecimpung di kancah partai politik lain. Misal, Ketua Cabang PKB Bima, Sukriadi. Pada Pemilu 1999, ia menjadi Sekretaris Partai Umat Muslim Indonesia di Bima. Begitu pula Ketua DPC Lombok Timur, Muhammad Rivai, yang juga berasal dari partai lain. “Saya simpatisan PKB. Saya belum memiliki kartu anggota PKB,” ujar Rivai. Kendati demikian, ketika kubu Matori Abdul Djalil bergerak membentuk kepengurusan daerah, ia berhasil masuk gerbong, dan mendadak mendapat jatah kursi Ketua Cabang PKB Lombok Timur. Faried mengaku, pemakaian Wisma Giri Putri milik Pemerintah Provinsi NTB dalam status sewa untuk Sekretariat DPW PKB NTB pro-Matori. Ini pun hanya sementara sebagai penginapan umum. Sekretariat ini lebih sebagai posko menjelang keberangkatan rombongan ke Muktamar Luar Biasa di Hotel Borobudur, Jakarta. DPW PKB NTB pimpinan Faried Husein dibentuk berdasar SK Matori Abdul Djalil tertanggal 26 Oktober 2001. Pelantikan dilakukan Matori 25 Desember lalu. Acara itu dihadiri Kepala Bakesbang linmas (dulu Direktorat Sospol) NTB, Patekkai. Tetapi Patekkai mengaku sekedar datang. “Saya diminta datang. Bukan untuk mengakui,” kata Patekkai. (Supriyanto Khafid - Tempo News Room)
Iklan
