Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Menyamar Jadi Sahabat, Polisi Australia Bongkar Rencana Teroris

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Ketika Agim Kruezi ditangkap karena merencanakan serangan teror di Australia, dia sebenarnya janjian pergi ke gym dengan salah satu sahabat dekatnya.

Namun sahabat tersebut tak lain adalah seorang perwira polisi yang sedang menyamar. Sudah berbulan-bulan lamanya dia mengumpulkan bukti-bukti terhadap Muslim radikal berusia 25 tahun ini.

Baca Juga:

Petugas Kepolisian Australia (AFP) dengan sandi UCO317656 itu bertemu Kruezi di iQraa Islamic centre di Brisbane pada Juni 2014.

Tempat tersebut pun segera disadap.

Kruezi sendiri masuk dalam radar satuan anti-terorisme sejak berupaya meninggalkan Australia untuk bergabung dengan pasukan pemberontak di Suriah.

Baca Juga:

Dia mengaku bersalah mempersiapkan serangan teroris di Australia dan hari Selasa (31/7/2018) dijatuhi hukuman penjara 17 tahun.

UCO317656 berperan penting menggagalkan serangan tersebut.

Dia begitu ulet menempuh segala cara demi mendapatkan kepercayaan dari Kruezi dan teman-temannya. Dia bahkan diislamkan oleh Kruezi.

Selama beberapa bulan, Kruezi pun menceritakan pandangan-pandangannya yang radikal. Termasuk mendorong "sahabatnya" itu ke Suriah untuk membela ISIS.

"Apa alasanmu di akhirat ketika Allah menyampaikan kamu sudah tahu, kamu harus berperang?" ujarnya kepada petugas yang menyamar ini.

"Allah sudah banyak menyampaikan mengenai hal itu. Apakah kamu akan menjadi pengecut dan melarikan diri?" tambahnya.

Polisi, sementara itu, menyadap percakapan telepon dan memantau pesan-pesan Kruezi.

Isinya, mulai dari pembicaraan soal penyembelihan sebagai cara paling manusiawi membunuh seseorang, hingga keyakinannya atas ganjaran surga bagi yang mati syahid.

Pada suatu hari di bulan Juli 2014, Kruezi diketahui membeli sebilah parang, yang katanya dia perlukan untuk berburu.

Besoknya, dia mencoba menjual senjata ke UCO317656 karena mengaku membutuhkan sesuatu yang tak bisa diungkapkan.

Dalam persidangan di Brisbane pekan ini terungkap bahwa sebulan setelah itu, pemuda itu ke Sydney membeli senapan seharga $ 2.000. Dia juag diketahui berbicara dengan Muslim radikal lainnya untuk "melakukan sesuatu terhadap Gedung Parlemen di Canberra ".

Agim Kruezi (right) is escorted to the Brisbane watch house.
Agim Kruezi (kanan) sedang dibawa petugas setelah ditangkap.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ABC TV News

Terungkap bahwa hubungan UCO317656 dan Kruezi begitu dekatnya. Saat berada di Sydney, misalnya, Kruezi menelepon dan mengatakan selain keluarga, dialah orang pertama yang harus ditelepon bila sahabatnya itu kembali ke Brisbane.

Dalam percakapan lainnya, Kruezi memberitahu petugas AFP ini bahwa serangan terhadap warga Australia oleh Muslim radikal "tidak bisa dielakkan dan pasti akan terjadi".

Dalam beberapa pekan berikutnya, polisi mencatat pria itu membeli 10 liter bensin, dan sibuk mencari botol dan gabus di berbagai toko di Brisbane.

Disebutkan bahwa Kruezi berencana membuat alat peledak, terutama bom molotov, untuk melukai atau membunuh warga Australia.

Polisi kemudian menggerebek iQraa Islamic centre pada 10 September 2014 dan menangkap Kruezi atas tuduhan terorisme.

Terpidana tidak akan mendapatkan pembebasan bersyarat hingga tahun 2031. Bahkan setelah itu, pihak Jaksa Agung dapat menahannya lebih lama lagi.

Kruezi tidak pernah mengatakan di mana atau kapan dia berencana melakukan serangan.

Namu hakim Roslyn Atkinson percaya terpidana "sedang merencanakan serangan menggunakan peralatan yang telah didapatkannya".

Mendagri Peter Dutton memuji penyelidikan polisi, termasuk penyadapan telepon, perangkat pendengar dan hubungan personal.

"Saya mengucapkan selamat kepada polisi dan badan keamanan atas upaya mereka ini," kata Menteri Dutton.

Intervensi aparat yang tepat waktu, katanya, berhasil mencegah potensi serangan teroris.

Menteri Dutton menambahkan bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa Kruezi sudah hampir melakukan serangan teroris di suatu tempat di Queensland.

Pengadilan menyebutkan terpidana Kruezi tidak menunjukkan rasa penyesalan dan tetap menjadi ancaman bagi masyarakat.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada