Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Pekerja Ternak Lobster Asal Indonesia di Australia Lihat Dampak Virus Corona

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

China adalah pangsa pasar utama lobster Australia dengan penjualan yang meningkat saat pekan perayaan Tahun Baru Imlek. Namun karena mewabahnya virus corona di China, Australia menghentikan ekspor lobster.

Penjualan lobster yang dihentikan ke China terkait dengan keputusan Pemerintah China untuk menutup dan melarang berpergian di sejumlah kawasan di China, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga:

Salah satu dampak dari penghentian ekspor dirasakan para pekerja di peternakan lobster, seperti yang dialami Ayu Nuraida, salah satu peserta program Work and Holiday Visa (WHV).

Ia memutuskan berhenti untuk tidak lagi bekerja di salah satu peternakan lobster di Tasmania.

"Sebuah keputusan yang tepat, karena setelah saya keluar, empat teman pekerja lainnya keluar," ujar Ayu kepada Erwin Renaldi.

Ayu mengatakan menjelang Imlek biasanya peternak sudah menyiapkan pasokan hingga "berton-ton" dan "menalangi" agar siap jual.

Ayu Nuraida
Setelah beberapa bulan bekerja di sektor perkebunan dan peternakan, Ayu kini memilih bekerja di bidang pelayanan hotel.

Koleksi pribadi

"Tapi tahun ini mereka malah merugi, sekarang mereka malah berusaha dijual langsung ke pembeli lokal, seperti di dermaga," jelas Ayu yang berasal dari Yogya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat bekerja di peternakan lobster, ia mendapat tugas untuk 'grading' atau mengklasifikasi sesuai kualitas dan pengemasan, dengan bayaran $24 atau lebih dari Rp 220 ribu per jam.

Menurut Ayu, yang sekarang mendapat pekerjaan di hotel, pemulihan industri lobster sepertinya akan membutuhkan waktu.

Ayu sebelumnya pernah berbagi pengalamannya mengikuti WHV kepada ABC Indonesia, saat ia bekerja di perkebunan anggur dan kol di Tasmania.

Saat perayaan hari nasional Australia, atau 'Australia Day', 25 Januari yang lalu, Kepala Negara Bagian Tasmania, Premier Peter Gutwein telah mendorong warga Tasmania untuk memberi dukungan kepada para nelayan.

"Warga Tasmania mungkin sudah melihat peningkatan jumlah 'rock lobster' dijual di pasar lokal, akibat penjualan ke China yang dibatalkan," tulis Peter dalam pernyataan resminya.

"Saya mendorong warga Tasmania untuk mendukung nelayan kita dengan membelinya saat Australia Day."

Pemerintah negara bagian Tasmania mengatakan mereka telah bekerja bersama dengan asosiasi nelayan lobster dan dewan industri di Tasmania, serta Pemerintah pusat Australia untuk lebih memahami dampak penghentian ekspor pada bisnis lokal.

Selain berdampak pada penjualan lobster, Peter juga telah memperingatkan kemungkinan dampaknya pada ekspor hidangan lautnya ke China, yakni abalon.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada