Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Australia Menyetujui Penggunaan Vaksin Novavax Serta Pil Anti-virus Untuk Pasien COVID

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Vaksin Novavak masih akan ditinjau jika bisa digunakan sebagai 'booster', saat ini baru disetujui sebagai vaksin utama. (ABC News: Nick Haggarty)

Lembaga regulasi obat-obatan di Australia telah menyetujui vaksin Novavax, juga dua obat yang bisa diberikan kepada pasien yang rentan dengan COVID-19.

Walaupun lembaga Therapeutic Goods Administration (TGA) sudah memberikan lampu hijau, Novavax masih harus mendapatkan persetujuan akhir dari lembaga lainnya, yakni Australian Technical Advisory Group on Immunisation (ATAGI), untuk memutuskan siapa yang akan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.

Baca Juga:

Pemerintah Australia telah memesan 51 juta dosis vaksin Novavak.

Kepala TGA, John Skerritt mengatakan Novavax  disetujui sebagai vaksin utama yang diberikan dalam dua dosis dengan jarak tiga minggu.

"Saya tahu ada minat dalam potensi Novavax digunakan sebagai booster atau bahkan dosis bagi anak-anak dan remaja … seperti vaksin lainnya, begitu ada datanya prioritas kami adalah akan meninjaunya," katanya.

Baca Juga:

"Teknologi yang digunakan untuk membuat vaksin ini adalah teknologi yang teknologi terdahulu, yakni menggunakan protein," katanya.

Pil anti-virus ditambahkan ke pilihan pengobatan

Paxlovid produksi Pfizer serta Lagevrio dari perusahaan Merck Sharp and Dohme adalah obat-obat oral pertama untuk virus yang disetujui TGA untuk digunakan di Australia.

Sekitar 800.000 pil anti-virus diharapkan tiba di Australia dalam beberapa minggu mendatang.

Obat ini akan dikonsumsi selama lima hari, dua kali sehari, bagi mereka yang memiliki gejala COVID ringan hingga sedang.

TGA menekankan jika obat ini bukan pengganti vaksinasi, karena vaksin tetap menjadi cara paling efektif untuk mencegah gejala parah dan kematian akibat COVID.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Salah satu obat-obatan tersebut harus diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis COVID-19 dan dalam waktu lima hari sejak gejala dimulai," kata Profesor Skerritt.

Pil ini dirancang untuk mencoba mencegah gejala COVID seseorang  ke tahap yang lebih parah, dengan mengganggu kemampuan virus berkembang biak di dalam tubuh pasien.

Tetapi Profesor Skerritt mengatakan obat-obatan itu tidak cocok untuk semua orang.

Misalnya, mereka yang ingin hamil, yang sedang hamil atau menyusui, atau mereka yang mengalami masalah ginjal atau fungsi hati yang parah.

Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan pasien akan bisa mendapatkan pil melalui resep dari dokter umum atau 'GP' atau di rumah sakit.

"Pengobatan akan membantu yang mereka yang paling rentan, terutama beberapa warga lanjut usia yang lebih berisiko terkena COVID," katanya.

"Mereka akan membantu orang-orang yang berisiko dengan gejala ringan hingga sedang dan berpotensi berkembang menjadi kondisi yang lebih serius."

Pemerintah telah membeli 500.000 dosis Paxlovid dan 300.000 Lagevrio.

Artikel ini dirangkum dan diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporan dalam bahasa Inggris

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada