Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Ada Sejumlah Kekhawatiran di Balik Tren Avatar Buatan Lensa

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Avatar bikinan AI ini sangat populer, tetapi tidak semua orang menyukainya. (Lensa)

Jika Anda memperhatikan tren avatar "yang memukau" beredar di media sosial belakangan ini, Anda tidak sendirian.

Gambar yang dihasilkan 'artificial intelligence' atau AI ini memungkinkan orang untuk melihat bagaimana penampilan mereka di dunia fantasi atau mungkin di dunia nyata pada masa yang lalu.

Baca Juga:

Jadi, bagaimana cara kerjanya dan mengapa sebagian orang menduga ada masalah dengan aplikasi ini?

Dari mana gambar-gambar ini berasal?

Pengguna mengunggah sejumlah foto wajah ke aplikasi bernama Lensa — generator AI milik perusahaan Prisma Labs yang berbasis di Amerika Serikat.

Aplikasi ini menggunakan teknologi yang disebut difusi stabil, sebuah teknologi yang melatih AI dengan miliaran gambar, kemudian menggabungkannya untuk membuat gambar yang baru.

Baca Juga:

Pengguna mengunggah foto mereka ke aplikasi dan dalam 10 menit atau lebih menghasilkan 50 gambar dengan lima gaya artistik yang berbeda.

Harga gambar berfluktuasi karena meningkatnya popularitas, tetapi saat ini di Australia pengguna dapat membayar A$4,49 (sekitar Rp50.000) per minggu, A$7,99 (sekitar Rp80.000) per bulan, atau A$53,99 (sekitar Rp540.000) per tahun, selain ada juga fitur uji coba gratis.

Aplikasi ini ssebenarnya sudah ada sejak 2018, tapi penambahan fitur 'magic avatar' pada bulan lalu membuat jutaan orang mengunduh aplikasinya untuk mengikuti tren.

Mengapa seniman marah?

Aplikasi Lensa belajar dari seni yang sudah ada, yang oleh sebagian orang di media sosial dituding sama halnya dengan mencuri.

Beberapa bahkan menunjukkan gambar yang dihasilkan Lensa memiliki coretan yang mirip dengan tanda tangan.

Pakar kekayaan intelektual dari Australian National University (ANU), Surend Dayal, mengatakan kepada Radio ABC bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan seniman yang khawatir karya mereka digunakan untuk mencari untung oleh aplikasi seperti Lensa.

"[Para seniman] pasti memiliki hak kepemilikan atas karya aslinya. Pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki klaim kepemilikan atas karya yang dihasilkan AI," katanya.

"Saat ini, akan sulit untuk menjawabnya."

Apa tanggapan Prisma Labs?

Di unggahan akun Twitter-nya, Prisma membela teknologi AI yang menghasilkan gaya artistik yang mirip dengan manusia.

"AI mampu menganalisis dan belajar dengan cepat dari kumpulan data besar, tetapi tidak memiliki tingkat perhatian dan apresiasi yang sama terhadap seni seperti manusia," kata Prisma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"AI menghasilkan gambar unik berdasarkan prinsip yang berasal dari data, tetapi tidak dapat menghasilkan ide dan membayangkan sesuatu sendiri."

"Bioskop tidak membunuh pertunjukan teater dan perangkat lunak akuntansi tidak menghilangkan akuntan, begitu juga AI tidak akan menggantikan artis, tetapi dapat menjadi alat bantu yang hebat."

Haruskah saya khawatir saat mengunggah foto?

Aplikasi ini meminta pengguna untuk mengunggah 10 hingga 20 gambar diri mereka untuk dapat membuat karya seni dengan berbagai gaya. 

Sebelumnya, aplikasi lain, seperti FaceApp, berada di bawah pengawasan karena jumlah informasi pribadi yang dikumpulkan oleh perusahaan yang berbasis di Rusia.

Katherine Manstead, direktur intelijen dunia maya dan kebijakan publik di CyberCX, mengatakan kepada Radio ABC sering kali ada alasan mengapa perusahaan meluncurkan aplikasi ini.

"Kita harus memikirkannya dalam-dalam sebelum kita menyerahkannya," katanya.

"Kita tahu perusahaan dengan model pengenalan wajah yang canggih dan model kecerdasan buatan yang canggih, akan menjual data."

"Mereka akan menjual data ke perusahaan, ke pemerintah, ke penegak hukum."

Lensa mengatakan setelah avatar dibuat, perusahaan menghapus gambar, tetapi persyaratannya menyatakan setelah Anda mengunggah foto atau "Konten", Anda memberikan perusahaan ini "lisensi abadi, yang tidak dapat dibatalkan, non-eksklusif, bebas royalti, dapat ditransfer, dapat disub-lisensikan untuk menggunakan, mereproduksi, memodifikasi, membuat karya turunan dari Konten Pengguna Anda."

Apakah ada masalah lain?

Beberapa pengguna menyebut Lensa bagi pengguna perempuan terlalu seksual dan membuat orang yang berkulit berwarna menjadi "putih".

Seseorang bahkan memberi tahu WIRED, jika aplikasi tersebut membuat gambar bergaya materi pelecehan seks anak, bersama dengan gambar telanjang lainnya meskipun ada kebijakan "tak boleh telanjang" dan "khusus dewasa."

CEO Andrey Usoltsev mengatakan kepada TechCrunch jika perusahaannya mengetahui masalah tersebut, tetapi menurutnya gambar telanjang hanya dihasilkan saat AI "diprovokasi".

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada