Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

<font color=#FF9900>New Orleans</font>, Sebuah Cerita

Kultur bagi New Orleans adalah sebuah adonan. Ada musik yang mengisi parade dan menjadi pengantar tarian. Lalu parade yang menjadi bagian dari denyut kota: bergerak dari pesta ke pesta, perayaan ulang tahun, pemakaman, menyusuri jalanan, permukiman, berhenti untuk meneguk minuman atau menyantap hidangan khas di bar-bar. Inilah ”bayi” yang dilahirkan dan terus dipelihara oleh kelompok paling miskin—kaum keturunan Afrika-Amerika—di sana.

Pada akhir September lalu, di awal musim gugur yang gerah, wartawan Tempo Philipus Parera mengunjungi kota di tepian Sungai Mississippi ini. Setelah Badai Katrina tiga tahun lalu, kota itu sempat jadi ”kota mati”. Kini jantung kota jazz ini kembali berdetak. Berikut catatan Philipus tentang kota itu.

10 November 2008 | 00.00 WIB

<font color=#FF9900>New Orleans</font>, Sebuah Cerita
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus