Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Raden Harjuno mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan 18 dokter untuk mengidentifikasi jenazah para korban kecelakaan pesawat Aviastar. Mereka berasal dari Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, dan Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
”Dari Rumah Sakit Bhayangkara sebanyak 12 orang. Sisanya dokter dari beberapa rumah sakit lain di Makassar. Mereka adalah dokter ahli forensik dan dokter ahli gigi," kata Harjuno kepada Tempo, Selasa, 6 Oktober 2015. Hingga kini, pihaknya masih menunggu proses evakuasi para korban jenazah penumpang pesawat Aviastar dari Gunung Latimojong, Kabupaten Luwu, ke Kota Makassar.
Harjuno menuturkan sampai sekarang belasan dokter itu sudah stand-by di Rumah Sakit Bhayangkara. Ia mengatakan belum bisa memastikan waktu yang dibutuhkan untuk proses identifikasi. Musababnya, tim dokter belum melihat langsung kondisi jenazah para korban pesawat perintis itu. ”Lama-tidaknya proses identifikasi tergantung kondisi jenazah," ucap dia.
Proses identifikasi, menurut Harjuno, bisa saja memakan waktu lama, mengingat kondisi jenazah sudah membusuk. Hal itu tentu membuat pihaknya mesti bekerja ekstra. Belum lagi, tim dokter juga belum mengetahui apakah kondisi jenazah itu masih utuh atau tidak.
Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sebelas menit setelah take-off dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat , 2 Oktober 2015, pukul 14.25 Wita. Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang membawa tujuh penumpang dan tiga kru itu tak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, sesuai jadwal pada pukul 15.39 Wita.
Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat itu di Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kabupaten Luwu. Buntu Bajaja itu berada pada ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut. Adapun seluruh penumpang dan kru pesawat dilaporkan meninggal dunia. Proses evakuasi korban rencananya dilakukan mulai Selasa, 6 Oktober 2015. Berdasarkan pantauan Tempo di Pangkalan Udara Hasanuddin, tampak belasan mobil ambulans dan sepuluh peti mayat sudah disiapkan.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini