Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax jadi Rp 12.500 per liter pada hari ini, Jumat, 1 April 2022. Dengan begitu, harga Pertamax naik Rp 3.500 dari sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya," kata Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga SH C&T Pertamina Irto Ginting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa kenaikkan itu terjadi karena harga minyak dunia melonjak lebih dari US$ 100 per barel. Maka dari itu, harga Pertamax di Indonesia mulai disesuaikan pada April 2022.
"Harga baru ini masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat agar lebih hemat menggunakan BBM sesuai kebutuhan," jelas Irto menambahkan.
Situasi ini pun memungkinkan pengendara bakal beralih ke Pertalite. Maka dari itu, redaksi Tempo mencoba untuk merangkum 3 hal yang bisa terjadi jika pemilik kendaraan beralih menggunakan Pertalite:
- Menambah Polusi
Bahan bakar kendaraan bermotor diketahui merupakan sumber polusi. Dengan beralih ke Pertalite, maka polusi di Indonesia diprediksi bakal lebih meningkat. Karena penggunaan BBM jenis ini cenderung lebih banyak menimbulkan polutan ketimbang Pertamax.
Pasalnya, Pertalite memiliki oktan yang lebih rendah ketimbang Pertamax. Sekedar informasi, oktan sendiri merupakan indikator untuk mengukur besarnya tekanan bahan bakar sebelum proses mencapai pembakaran dalam mesin.
- Kinerja Mesin Menurun
Selanjutnya, kendaraan yang menggunakan Pertalite akan berdampak pada kinerjanya. Menurut situs resmi Daihatsu, bahan bakar oktan yang bilangannya lebih rendah akan lebih mudah dicerna oleh mesin.
Sedangkan pembakaran mesin yang menggunakan BBM jenis Pertamax tidak menimbulkan banyak polusi. Sebab kinerja mesin menjadi enteng, bisa dirasakan saat mengendarai kendaraan.
- Keawetan Mesin Menurun
Terakhir, hal yang bakal terjadi jika beralih ke Pertalite adalah keawetan mesin kendaraan bakal menurun. Apabila oktan rendah, kinerja mesin agak berat. Hal itulah yang membuat kendaraan mnimbulkan kadar polusi akan besar.
Situasi tersebut membuat asap yang dikeluarkan kendaraan bakal lebih pekat. Polusi tersebut nyatanya tak bagus untuk kinerja mesin, sehingga membuat mesin menjadi kurang awet.
TEMPO.CO
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.