Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengimbau warga terdampak erupsi Gunung Raung untuk menggunakan masker. Sebab abu vulkanik gunung tersebut mengandung silikon dioksida atau silika (SiO2) yang bisa menyebabkan iritasi.
Hendra menjelaskan, komposisi magma Gunung Raung termasuk andesit basaltis. Yakni kandungan basanya lebih tinggi dengan kadar silikanya mencapai 56 persen. Tipe inilah yang menyebabkan abu gunung tersebut berwarna kehitaman. “Abu vulkanik terbentuk dari fragmentasi magma yang terlontar keluar,” kata Hendra, Ahad, 12 Juli 2015.
Tekstur abu yang mengandung silika, kata Hendra, lebih tajam. Bila dihirup dalam jangka panjang, bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Selain saluran pernapasan, abu Gunung Raung dapat menginfeksi muklosa mata.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Wiji Lestariono, mengimbau warga agar lebih banyak di dalam rumah untuk menghindari terkena abu vulkanik. “Kalau keluar harus pakai masker dan pelindung mata,” kata dia.
Menurut Wiji, 15 dari 24 kecamatan di Banyuwangi terdampak hujan abu dari Gunung Raung. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan telah mendistribusikan 16 ribu masker ke-15 puskemas terdampak. “Warga bisa meminta masker ke puskesmas secara gratis,”
Gunung di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso-Jember itu masih mengeluarkan embusan asap setinggi seribu meter dari puncak. Embusan asap mengarah ke selatan dan tenggara sesuai arah angin. Embusan asap inilah yang menyebabkan hujan abu vulkanik di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Akibatnya, sejumlah apotik dan pusat perbelanjaan kehabisan stok masker setelah diserbu warga.
IKA NINGTYAS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini