Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ariel Tatum pernah mematikan kolom komentar di Instagramnya untuk beberapa unggahan. Alasannya, dia tak ingin pengikutnya menambah dosa dengan omongan-omongan yang bisa menyakiti orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau ada satu yang ngomongin jelek, ada lagi yang nambahin, ada lagi yang tadinya nggak terpikir jadi ngomong. Ya udah matiin aja. Tapi sekarang udah nggak,” ujar Ariel di YouTube Tonight Show Net TV, Minggu, 3 Oktober 2021.
Ariel mengatakan dia sebenarnya tak membaca semua komentar yang ada di unggahan Instagramnya, hanya melihat secukupnya. Meski ada komentar yang bisa menyakiti, dia mengaku tidak terlalu memikirkannya. Dia lebih memilih tertawa jika ada yang menghina.
“Kalau yang lucu-lucu aku ngakakin aja, kayak suka ngatain aku gendut kayak sapi, bibirnya dower banget,” ujar aktris berusia 24 tahun itu.
Ariel mengaku sejak dulu tak pernah peduli dengan omongan orang tentang dia. Sebab, peperangan terbesarnya adalah dengan dirinya sendiri. Sejak remaja, perempuan kelahiran 1996 itu mengalami masalah kesehatan mental borderline personality disorder atau BPD. Gangguan ini menyebabkan dia moody, bingung, dan krisis identitas dengan skala berkali lipat dibandingkan dengan orang biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gara-gara BPD, dia juga memiliki hubungan percintaan dan pekerjaan yang buruk. “Krisis identitas sih yang paling terasa,” kata dia.
Untungnya saat ini penyakitnya itu tidak lagi mengendalikan hidupnya. “Gue umur 13 tahun seek help, dan sejak itu better, better, better, tapi nggak sekali udah membaik lalu nggak pernah kambuh. Itu sesuatu yang harus di-maintain sampai gue mati,” ujar dia.
Dia juga kini aktif melakukan kampanye tentang kesehatan mental dengan hashtag yang konsisten sejak awal, #letsendtheshame. Menurut dia hal pertama yang sangat penting untuk mengatasi masalah kesehatan mental adalah menyingkirkan rasa malu untuk berobat ke psikiater atau psikolog.
“Karena kebanyakan di sini masih kayak, the idea untuk datang ke psikiater apa sih, emang gue orang gila? Padahal semua orang baik mau orang gila atau nggak gila kita butuh bantuan profesional yang netral,” ujar Ariel Tatum.
Baca juga: Ariel Tatum Mengalami Borderline Personality Disorder, Butuh Waktu Lama Deteksi