Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Amir Khilafatul Muslimin: AS Bukan Menteri, Ia Pensiunan Korps Komando atau KKO

Amir Khilafatul Muslimin wilayah Bekasi, Abu Salma menyatakan AS bukan menteri seperti dalan negara. Ia, kata Abu, pensiunan Korps Komando atau KKO.

15 Juni 2022 | 08.25 WIB

Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. ANTARA/Yogi Rachman
Perbesar
Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. ANTARA/Yogi Rachman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Amir atau Pemimpin Khilafatul Muslimin wilayah Bekasi, Abu Salma, menyatakan kenal AS, pria 74 tahun yang merupakan salah satu tokoh Khilafatul Muslimin. AS ditangkap Polda Metro Jaya di Mojokerto, Jawa Timur, pada dini hari Senin, 13 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Ya kenal, memang hampir semua warga kekhalifahan Islam ini biar jumlahnya banyak memang kami saling mengenal. Walaupun mungkin tidak akrab, tapi kami mengenal,” ujar dia kepada Tempo pada Selasa, sore, 14 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Abu, AS saat ini diopinikan dan disamakan ‘Menteri Pendidikan’. Padahal, maksudnya bukan sebagai menteri sebuah negara. Dia menjelaskan bahwa di Khilafatul Muslimin, ada kepala-kepala tarbiyah wa ta'lim khusus pendidikan. Kepala-kepala tersebut dikomandoi seseorang yang disebut wazir atau pembantu kepala dan AS menjabat itu.

Namun, saat ini menjadi salah kaprah, karena seolah-olah disamakan sebagai menteri sebuah negara. Abu menerangkan, jika misalnya memang ada yang bilang disederajatkan dengan menteri silakan saja, tapi dia meminta agar hal itu jangan dilebih-lebihkan.

Boleh juga disamakan seperti ustadz, guru, kepala, atau rais. “Cuma jangan di-framing atau di-branding seolah-olah ini adalah menteri atau Mendikbudristek, ini kan kurang tepat gitu,” tutur Abu.

AS pensiunan Korps Komando

Abu Salma juga mencerikan bahwa AS merupakan sosok dengan postur badan yang gempal. Namun, sudah usia lanjut, hampir sebaya dengan Pimpinan Khilafatul Muslimin yang dia sebut sebagai kholifah, Ustad Abdul Qadir Hasan Baraja. “Jadi AS memang punya perawakan yang lebih tinggi. Beliau pensiunan Korps Komando atau KKO,” katanya.

Dia meminta agar hal-hal yang diopinikan negatif terhadap AS dihentikan. “Dan narasi-narasi yang tidak tepat perlu diklarifikasi,” ujar Abu.

Penangkapan AS dan data 30 sekolah terafiliasi

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan menjelaskan bahwa penangkapan AS dilakukan pada dini hari Senin, 13 Juni 2022, pada pukul 00.30 WIB. Dari penangkapan tersebut polisi menemukan data ada sekitar 30 sekolah yang terafiliasi ajaran khilafah. 

“Ini dilakukan atau penanggung jawabnya dari ormas ini adalah tersangka AS yang kita tangkap di Mojokerto,” ujar dia saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Senin.

Zulpan menolak memberikan detail data di mana saja 30 sekolah itu berada. Dia hanya mengatakan bahwa informasi itu baru temuan awal dan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya. “Ya nanti belum bisa disampaikan. Ini merupakan dasar penyidik melakukan penangkapan terhadap tersangka itu. Nanti disampaikan lebih detailnya,” tutur Zulpan.

Tokoh Khilafatul Muslimin berinisial AS itu memiliki jabatan sebagai menteri pendidikan yang memberikan doktrin-doktrin khilafah. "Berperan bagian kewenangan doktrin khilafah, dia sebagai menteri pendidikan," ujarnya.

Ditangkapnya AS menambah banyak jumlah tokoh Khilafatul Muslimin yang ditangkap. Jumlahnya menjadi enam, selain AS, ada Abdul Qadir Hasan Baraja alias AQHB, AA, IN, FA, dan SU. Mereka disebut sebagai tokoh sentral ormas. 

Seluruhnya diduga telah melakukan tindak pidana menghasut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau faham khilafah yang bertentangan dengan Pancasila serta penyampaian berita bohong yang berakibat keonaran di kalangan masyarakat.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus