Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Baswedan Bandingkan Macet Jakarta dengan Seoul

Menurut Anies Baswedan, dari pengalaman Korea Selatan membenahi kemacetan dapat dilihat bahwa angkutan umum massal bukan solusi utama.

11 November 2017 | 10.15 WIB

Ilustrasi kemacetan lalu lintas. TEMPO/Dasril Roszandi
Perbesar
Ilustrasi kemacetan lalu lintas. TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Kim Hyun-mee di Balai Kota DKI, pada Jumat sore, 10 November 2017.

Dalam pertemuan itu, Anies mengungkapkan persoalan kemacetan di Ibukota. Dia juga membandingkan kondisi di Jakarta dengan Seoul, Ibukota Korea Selatan.

"Apa yang dialami Seoul tahun 1990-an mirip dengan apa yang dialami di Jakarta hari ini di mana terjadi banyak masalah kemacetan," kata Anies setelah pertemuan.

Menurut Anies, dari pengalaman Korea Selatan membenahi kemacetan dapat dilihat bahwa angkutan umum massal bukan menjadi solusi utama. Anies akan memanfaatkan pengalaman Pemerintah Korea Selatan yang berhasil melakukan transformasi untuk menyelesaikan masalah di Jakarta. Namun, dia memastikan pengalaman Korea Selatan tidak akan diadaptasi begitu saja karena persoalan Jakarta tidak sama persis dengan Seoul.

Gubernur Anies menyoroti hal menarik di Seoul yakni angkutan umum, khususnya bus, memiliki 64 operator yang mengelola rute secara bersama-sama. "Itu salah satu hal unik untuk kasus di Korea. Indonesia nanti kita lihat lagi."

Yang pasti, menurut dia, solusi yang akan diambil adalah memastikan masyarakat merasakan manfaat penggunaan kendaraan umum yang dekat dari tempat berangkat dan tujuannya. Anies Baswedan berencana melakukan integrasi layanan semua moda angkutan umum melalui program One Karcis One Trip (OK Otrip). Konsepnya, penumpang hanya perlu satu kali membayar Rp 5.000 untuk sampai tujuan dan angkutan kecil akan rerouting agar menjangkau wilayah permukiman. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus