Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan jajarannya benar-benar mempersiapkan langkah pencegahan banjir dalam musim hujan kali ini. Ia bahkan meminta para anak buahnya belajar dari kejadian nahas sebelumnya yang pernah menewaskan seorang korban banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies Baswedan menceritakan, pada tahun 2019 terjadi banjir besar di Jakarta hingga merendam sebuah kampung dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada rumah dua - tiga lantai di situ, listrik mati, penghuninya menyalakan lilin, lilinnya jatuh membakar lantai dua. Di bawah penuh air, di atas terjadi kebakaran," ujar Anies Baswedan di Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad, 14 November 2021.
Anies mengatakan, proses pemadaman kebakaran itu terhambat karena banjir membuat masyarakat dan petugas Damkar tidak leluasa bergerak ke titik api. Bahkan penghuni rumah tidak bisa keluar akibat lantai satu rumahnya sudah terendam banjir.
Akibatnya, penghuni rumah yang merupakan pasangan suami istri tewas dalam peristiwa nahas itu. "Ini kejadian nyata. Apa pelajaran penting dari sana? Tidak ada tangga di situ, orang ga bisa turun, tidak ada kesiapan ember, tidak ada kesiapan warga untuk mengantisipasi situasi seperti ini," ujar Anies.
Anies Baswedan mengatakan musibah banjir tidak pernah melihat kondisi waktu dan lokasi seperti yang terjadi pada peristiwa itu. Anies mengimbau anak buahnya mengambil pelajaran dari musibah itu dan membuat solusi jika kejadian serupa terulang.
"Siapkan itu sekarang, fase siaga itu fase mengindetifikasi semua langkah yang harus dilakukan," kata Anies Baswedan.
M JULNIS FIRMANSYAH