Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data hingga saat ini beberapa wilayah yang mengalami kekeringan meliputi 16 provinsi, 106 kabupaten-kota, dan 782 kecamatan.
“Bali termasuk salah satunya,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kuta, Selasa, 18 Agustus 2015 yang membahas tentang pengaruh El Nino di Bali.
Sutopo menuturkan kekeringan atau krisis air rentan mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan. Berdasarkan data dari beberapa kejadian sebelumnya yang ia miliki, kebakaran hutan di Bali sering terjadi di sekitar gunung.
Dalam penanganannya, kata dia, selain menyediakan tangki-tangki air bagi masyarakat yang membutuhkan, juga diperlukan hujan buatan. Menurut Sutopo saat musim kemarau ketersediaan awan-awan potensial sangat sedikit. Sehingga sampai saat ini pihaknya akan lebih banyak melakukan monitoring awal.
“Nah, apakah Bali memerlukan hujan buatan atau tidak, tentu dalam hal ini tergantung Gubernur Bali. Kalau memang dirasa perlu maka bisa meminta kepada BNPB untuk melakukan hujan buatan,” tuturnya.
Sutopo menjelaskan sejak tahun 1995, Bali sudah mengalami defisit air. El Nino kali ini membuat kekeringannya akan lebih panjang. Berdasarkan data yang ia miliki kekeringan endemik atau kekeringan yang terjadi setiap tahun di Bali, yaitu di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem dan Klungkung. “Ini data per 31 Juli, data ini akan terus bergerak sampai November 2015,” tambahnya.
Ketua BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Bali, Dewa Made Indra yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan secara rinci beberapa kecamatan dari masing-masing kabupaten tersebut, yaitu untuk Kabupaten Buleleng di kecamatan Tejakula, Sukasada, dan Gerokgak.
Sedangkan di Kabupaten Karangasem, yaitu kecamatan Karangasem, Kubu, dan Abang. Di Kabupaten Bangli, yaitu kecamatan Kintamani dan Tembuku. Sementara di Kabupaten Klungkung di kecamatan (pulau) Nusa Penida.
“Pada umumnya daerah-daerah ini sudah memiliki bak-bak penampungan air karena memang setiap tahun mengalami krisis air. Bagi masyarakat yang tidak punya bak air, kami BPBD Bali telah menyediakan tandon-tandon air,” katanya.
Indra menambahkan hingga saat ini pihaknya bersama Dinas PU Kabupaten-Provinsi dan Dinas Sosial Kabupaten-Provinsi, bersama PDAM terus berupaya memberikan distribusi air bersih. “Kami sudah atur jadwalnya untuk masing-masing wilayah,” tambahnya.
BRAM.SETIAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini