Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Bisakah Susu jadi Sumber Nutrisi Utama Anak yang Mogok Makan?

Anak berusia di atas satu tahun maksimal hanya boleh mengkonsumsi susu sebanyak 500 ml dalam sehari.

16 April 2021 | 17.05 WIB

Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anak usia di bawah lima tahun sering mengalami mogok makan. Ini membuat para orang tua khawatir nutrisi anak untuk pertumbuhannya tidak terpenuhi. Walhasil, banyak yang memilih menggantinya dengan susu. Apakah susu bisa menggantikan nutrisi dari makanan?

Menurut Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM , Prof Damayanti R. Sjarif, susu bukanlah sumber makanan utama. Hanya bayi berusia 0-6 bulan yang boleh mengganti makanan dengan susu.

Ia menjelaskan, memberi anak susu sebagai pengganti makanan utama yang kerap dilakukan orang tua guna mengatasi anak yang mogok makan dapat menyebabkan masalah kesehatan lain, yakni risiko obesitas.

"Kalau hanya minum susu saja si anak enggak belajar konsumsi makanan yang lain. Apa dampaknya? Risiko obesitasnya empat kali lebih tinggi," ujar Prof. Damayanti dalam acara "Media Scientific Session", Kamis, 15 April 2021. 

Prof. Damayanti mengatakan anak berusia di atas satu tahun maksimal hanya boleh mengkonsumsi susu sebanyak 500 ml dalam sehari. Kebanyakan susu formula diberi tambahan pemanis sehingga dapat memperbesar risiko obesitas.

Baca juga: Usia Berapa Anak Boleh Mengonsumsi Susu Sapi?

"Karena itu tidak boleh memberi susu yang berlebihan. Manusia itu makan bukan menyusu," kata Prof. Damayanti.

Sementara itu, untuk anak yang intoleransi laktosa sebaiknya berkonsultasi dengan kepada ahli untuk mendapatkan pengganti susu sapi yang sesuai. Prof. Damayanti mengatakan pemberian susu soya sebenarnya tidak dianjurkan.

"Soya itu asam amino esensialnya tidak lengkap, soya itu dari nabati dan ada limiting amino acids jadi saya tidak rekomendasi," ujar Prof. Damayanti.

"Di Amerika juga tidak merekomendasi untuk pemberian soya pada anak-anak yang normal. Kalau untuk memberikan pengganti susu harus dicari dulu yang sesuai anaknya, dikonsultasikan dulu," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus