Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Bocah Mati Batang Otak Setelah Operasi Amandel, Ini Pandangan 2 Guru Besar Kedokteran UI dan Unpad

Operasi amandel disebut mungkin beri dampak. Setiap tindakan operasi bisa saja berdampak besar. Tapi, semua harus diketahui penyebabnya.

5 Oktober 2023 | 17.19 WIB

Ilustrasi tindakan operasi (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi tindakan operasi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Depok - Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rini Sekartini, menjelaskan bahwa dampak dari tindakan operasi amandel dapat saja terjadi. Tetapi, dia menambahkan, ketika berdampak besar perlu dianalisis menyeluruh dan diketahui penyebabnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Setiap tindakan pastinya ada step step yang harus dijalankan, dan pasti harus aman dan nyaman untuk pasien," katanya saat dihubungi pada Selasa, 3 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rini dimintai tanggapannya atas dugaan malpraktik di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi. Pasien anak Benediktus Alvaro Darren (7) malah koma dan didiagnosis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel pada 19 September lalu.

Kondisi Alvaro terus memburuk dan akhirnya meninggal pada Senin malam, 2 Oktober 2023. Dia menjalani operasi amandel bersama kakak kandungnya karena keluhan awal sakit di tenggorokan dan telinga. Kakaknya kembali pulih usai operasi.

Sejumlah kerabat berdoa di samping peti jenazah BAD (7 tahun) saat disemayamkan di Rumah Duka Rumah Sakit Elisabeth,Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 3 Oktober 2023. Korban meninggal pada Senin sore atas dugaan menjadi korban malpraktik setelah menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada di Jatiasih, Bekasi. ANTARA/Fakhri Hermansyah

Menurut Rini, tindakan operasi amandel memang sering dilakukan untuk sejawat THT (Telinga Hidung Tenggorokan), dan  merupakan salah satu tindakan operasi yang banyak dilakukan. Dia menyarankan orang tua Alvaro untuk mencari informasi, data, dan penjelasan dari dokternya yang terpercaya atas kasus yang terjadi.

"Bila terjadi dampak besar biasanya harus dianalisis secara keseluruhan," kata Rini.

Pilihan Autopsi atau Audit

Terpisah, Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Indonesia Universitas Padjajaran, Yoni Faudah, juga menegaskan bahwa kematian pascaoperasi harus menjadi perhatian dan perlu dilakukan diketahui penyebabnya.

Asesmen, kata dia, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kematian tersebut akibat langsung dari tindakan operasi, tindakan pembiusan, atau justru faktor penyakit dan kondisi pasien. Ditambahkan Yoni, asesmen akan membuka berbagai kemungkinan lainnya, termasuk faktor kelalaian, kesalahan, atau malpraktik seperti yang disampaikan keluarga pasien.

“Sayangnya cara untuk mengetahui sebab pasti kematian adalah autopsi yang sering kali sulit diterima oleh keluarga,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal ini, dikutip dari ANTARA.

Cara lain yang bisa dilakukan, yaitu dengan audit kematian berupa analisis mendalam atas riwayat perjalanan penyakit dan riwayat penanganan. Data-data riwayat tersebut bisa diperoleh dari rekam medis dan para tenaga medis yang terlibat dalam penanganan pasien. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus