Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cara Bupati Dedi Mulyadi Menghargai 'Pasukan Kuning'  

Bupati Dedi Mulyadi memberi kesempatan kepada para petugas kebersihan, yang dikenal dengan istilah "pasukan kuning", bekerja pada malam tahun baru.

1 Januari 2016 | 10.43 WIB

Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Perbesar
Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Purwakarta - Ratusan petugas kebersihan yang lazim disebut “pasukan kuning” di Purwakarta, Jawa Barat, mengaku sangat menikmati “kado istimewa” yang diberikan Bupati Dedi Mulyadi pada malam perayaan tahun baru 2016. Hadiah itu bukan berupa bingkisan, melainkan kesempatan berlibur pada malam tahun baru.

"Terima kasih, Pak Bupati," kata salah seorang petugas kebersihan yang biasa menyapu jalan di ruas jalan protokol Sudirman, Efi, 26 tahun, kepada Tempo, Jumat, 1 Januari 2016. 

Efi mengaku, dengan "hadiah" itu, ia bisa menikmati perayaan tahun baru bersama suami dan anak-anaknya.  Efi memilih menyaksikan suguhan pesta air terjun berjoget di lokasi wisata yang berada di Situ Buleud, jantung Kota Purwakarta.

"Bagi kami, ini kesempatan langka. Sebab, tahun-tahun sebelumnya, pada pesta malam tahun baru itu, kami sibuk bersihin sampah," ujarnya. Dan pekerjaannya sebagai petugas kebersihan sering dilihat sebelah mata. "Tapi sekarang kami merasa dihargai."

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta Ruslan Subanda menjelaskan, jumlah petugas kebersihan yang menikmati libur pada malam tahun baru sebanyak 375 orang. "Setiap hari, mereka membersihkan sampah di wilayah perkotaan rata-rata 150 ton," katanya. Bahkan volume sampah yang harus dibersihkan pasukan kuning saat hari libur meningkat hingga 20 persen.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan pemberian kado istimewa libur pada pesta malam tahun baru buat para personel pasukan kuning tersebut merupakan bentuk penghargaan atas jasa mereka yang tiada henti membersihkan wilayah perkotaan. "Selama ini, mereka tak pernah libur, bahkan ketika hari raya Idul Fitri sekalipun," katanya.

Menurut Dedi, momentum perayaan tahun baru merupakan waktu yang tepat buat mereka jeda dari segala aktivitas pekerjaan kasarnya itu. "Biarkan mereka menikmati perayaan malam tahun baru bersama keluarganya," ujarnya. 

Dia berujar, para pejabat yang selama ini tak pernah melakukan pekerjaan memungut sampah harus menyingsingkan lengan bajunya buat menggantikan peran para petugas kebersihan. "Kami tak mau, pasca-perayaan pesta tahun baruan, kota jadi kotor," tuturnya. Cara ini, menurut Dedi, diharapkan bisa memperkuat rasa empati dan toleransi para pejabat terhadap pegawai kecil.

NANANG SUTISNA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus