Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menyatakan pencarian pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan belum ada perkembangan yang signifikan. Padahal, dua pekan lalu polisi menyebar sketsa wajah tersangka kasus yang terjadi pada 11 April 2017 itu.
"(Lewat) Hotline sudah lebih dari 500 (orang) yang menghubungi kami," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono pada Selasa, 12 Desember 2017.
Menurut Argo, mayoritas yang menghubungi hotline polisi ke nomor layanan pengaduan 0813-9884-4474 hanya menanyakan apakah hotline tersebut benar milik dari polisi. Banyak juga pesan pendek yang menanyakan layanan tersebut.
"Bahkan, ada yang menawarkan bantuan untuk menggunakan paranormal," ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Simak: Panitia Targetkan 90 Ribu Pengunjung Ramaikan DWP 2017
Penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 yang dilakukan dua orang berboncengan sepeda motor. Penyerangan terjadi ketika dia pulang dari salat subuh di Masjid Al-Ikhsan, dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sketsa wajah orang yang diduga penyerang Novel Baswedan dibuat oleh Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis) Polri bersama Australian Federal Police (AFP). Bahannya diambil dari rekaman closed-circuit television (CCTV) di tempat kejadian. Penyidik juga telah memeriksa 66 saksi.
Argo menuturkan, polisi terus mengevaluasi efektifitas layanan hotline untuk mencari pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan tersebut selain terus mengusut dan menyebar sketa wajah. "Kami perlu bantuan masyarakat," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini