Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TAUFIQUL Hakim tak pernah membayangkan akan menjadi kiai setenar sekarang. Maklum saja, ia tak memiliki darah biru kiai. Ia juga tak berasal dari keluarga berada. Dulu, untuk bisa bersekolah, Taufiqul harus menjadi penggembala kambing dan tukang sol sepatu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo