Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Mengapa Partai Demokrat Bergabung ke Koalisi Prabowo

Demokrat batal bergabung dengan koalisi Ganjar Pranowo. Prabowo Subianto menawarkan empat kursi menteri.

24 September 2023 | 00.00 WIB

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto, dalam Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Jakarta, 21 September 2023. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto, dalam Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Jakarta, 21 September 2023. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

MENGUMPULKAN politikus Partai Demokrat di resor Upper Clift, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 12 September lalu, Susilo Bambang Yudhoyono membahas arah dukungan untuk pemilihan presiden 2024. Sambil melukis pemandangan Gunung Pancar, Yudhoyono menyampaikan bahwa peluang partainya bergabung dengan koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menciut.

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum Demokrat Andi Arief, yang mengikuti pertemuan itu, mengatakan Yudhoyono mengevaluasi penjajakan partainya dengan koalisi Ganjar Pranowo, juga koalisi Prabowo Subianto. Andi mengakui komunikasi dengan PDIP sebagai partai pengusung Ganjar lebih alot ketimbang dengan Gerindra, partai pengusung Prabowo.

“Komunikasi dengan PDIP seperti hubungan yang tidak disetujui orang tua, belum jodoh,” kata Andi kepada Tempo di kantor Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat, 22 September lalu.

Tiga peserta pertemuan bercerita, Yudhoyono menyinggung pesan yang dikirim putranya, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, kepada Ketua PDIP Puan Maharani, awal September lalu. Agus bertanya tentang komunikasi dengan PDIP setelah Demokrat hengkang dari koalisi Anies Baswedan. Agus dan Puan sebelumnya bertemu pada pertengahan Juli lalu.

Salah satu kolega Yudhoyono menunjukkan tangkapan layar percakapan Agus dengan Puan. Isinya, Puan menyampaikan bahwa partainya belum mendapat perintah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Puan lantas meminta Agus menunggu. Tapi, selama sekitar sepekan, Puan tak memberikan kepastian kepada Agus.

Sejumlah hadirin lalu mendesak Yudhoyono segera memutuskan mendukung Prabowo. Tapi presiden keenam itu meminta waktu dua hari untuk menunggu kepastian dari PDIP.

Baca: Rencana Rekonsiliasi SBY-Megawati

Saat bertemu dengan orang-orang dekatnya di Pacitan, Jawa Timur, pada 18 Agustus lalu, Yudhoyono menguarkan sinyal agar Demokrat berkoalisi dengan PDIP. Kala itu Yudhoyono memuji Megawati sebagai politikus yang konsisten.

Tiga orang dekatnya bercerita, Yudhoyono pernah menyatakan siap menarik diri dari Demokrat demi berkoalisi dengan PDIP. Di lingkup internal Demokrat, hubungan Yudhoyono dengan Megawati diduga menjadi ganjalan kedua partai berkongsi. Yudhoyono, yang menjadi anak buah Presiden Megawati dua kali, berhadapan dengan bekas bosnya itu dalam Pemilihan Umum 2004 dan 2009.

Narasumber yang sama mengatakan sejumlah petinggi Demokrat sebenarnya telah berkomunikasi dengan politikus PDIP. Di antaranya melalui Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Bendahara Umum Olly Dondokambey, dan Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto. Semua menjawab seragam: menunggu arahan Megawati.

Sebelum komunikasi dengan PDIP stagnan, putri Megawati, Puan Maharani, menyebut Agus Harimurti Yudhoyono sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden Ganjar Pranowo. Setelah Demokrat keluar dari koalisi Anies Baswedan, Agus pun menerima pesan dari Ganjar. Dua kolega Agus mengatakan Ganjar membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan Demokrat. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Raymundus Rikang, Egi Adyatama, dan Fachri Hamzah di Padang berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit dengan judul "Lobi Macet di Kandang Banteng".

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus