Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Di Bank Sampah, Tiga Jenis Limbah Ini Ada Harganya

Ukuran bobot 1 kilogram menjadi patokan harga transaksi
nasabah dengan Bank Sampah.

24 Desember 2015 | 18.06 WIB

Petugas angkut memilah sampah setoran nasabah Bank Sampah di Sekeloa Bandung untuk dibawa ke bank induk,  22 Desember 2015. TEMPO/Anwar Siswadi
Perbesar
Petugas angkut memilah sampah setoran nasabah Bank Sampah di Sekeloa Bandung untuk dibawa ke bank induk, 22 Desember 2015. TEMPO/Anwar Siswadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Sambil membersihkan lingkungan dan memilah sampah, sekitar 2.000 orang ibu di Bandung aktif mengumpulkan aneka bekas kemasan kuliner atau barang. Tujuannya untuk dijual ke Bank Sampah yang dikelola LSM Hijau Lestari. Siapa pun bisa menjadi anggota dan punya kesempatan untuk mendapat tambahan penghasilan.

Salah seorang pengelola unit Bank Sampah di RW 06 Sekeloa Bandung, Sri Wahyuni, 42 tahun, mengatakan, secara kelompok besar sampah yang bernilai jual untuk diolah kembali terdiri dari tiga jenis, yakni kertas, plastik, dan logam. "Kemudian ada turunannnya dan harganya berbeda. Harga kami bersaing dengan tukang rongsokan," ujarnya saat ditemui Tempo di lokasi, Selasa, 22 Desember 2015.

Ukuran bobot 1 kilogram menjadi patokan harga transaksi nasabah dengan Bank Sampah. Unit Bank Sampah yang kini  berjumlah 100 buah  di Kota Bandung, membeli jenis kertas seperti bekas arsip, koran, kotak dus, dan bekas kertas bungkus semen, dari nasabah seharga Rp 1.000. "Bank Sampah induk membayar Rp 1.400 ke unit bank," kata Yuni.

Kertas buram atau campur dibeli bank unit dari nasabah seharga Rp 1.000 per kilogram. Kemudian majalah bekas Rp 600, dan kertas dupleks atau dus tipis dari warga Rp 300.

Untuk jenis limbah plastik, gelas plastik tanpa label dihargai Rp 5.000 per kilogram. Gelas plastik berlabel, mainan, bekas botol shampoo, emberan atau plastik kemasan yang bisa pecah, serta toples kue kering, seharga Rp 2000 per kilogram.

Kelompok plastik bening, ember atau pot hitam, serta pipa peralon (PVC) seharga Rp 800. Adapun bekas tutup botol galon berharga Rp 3.000, dan tutup botol plastik bening Rp 2.800 per kilogram. Helm bekas, dispenser, dan penanak nasi elektronik, dihargai Rp 300 per kilogram.

Limbah logam lebih mahal lagi, seperti panci alumunium Rp 6.000 per kilogram, tembaga bersih Rp 36 ribu, besi Rp 1.500, kaleng dan seng Rp 600 per kilogram, dan limbah stainless steel Rp 1.600 per kilogram.

Bank Sampah merupakan salah satu program LSM Hijau Lestari yang didirikan Elis Solihat pada 2013. Pelatihan dan pembinaan masyarakat oleh lembaga itu yang lain berupa budi daya tanaman sayuran di pekarangan rumah, serta keterampilan daur ulang sampah organik maupun non-organik.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus