Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap yang semakin tak terkendali di Palembang membuat Sriwijaya FC harus pasrah pindah markas. Pada hari ini, 30 September 2015, tim Elang Andalas berangkat ke Malang untuk bermarkas di kandang Arema Cronus tersebut.
"Ini untuk pertama kalinya memindahkan home kami," kata Robert Heri, manajer Sriwijaya FC, Rabu, 30 September 2015.
Pemindahan markas itu adalah sebagian dari kesepakatan Sriwijaya dengan Arema yang bertemu dalam semifinal Piala Presiden. Tujuannya menjaga kesehatan para pemain sebelum laga pertama empat besar yang dimulai Sabtu, 3 Oktober 2015. "Berbicara teknis semua pihak pasti tidak mau seperti ini tapi kondisinya yang tidak memungkinkan," ujar Robert.
Masalah asap sekaligus membatalkan hasil undian pertandingan yang dilakukan Mahaka Sports, promotor Piala Presiden, kemarin. Seharusnya, Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam laga pertama tersebut, tapi hasil pengocokan dihapuskan. Arema Cronus pun diberi tanggung jawab menjadi tuan rumah pada laga pertama.
Tak sampai di situ, Sriwijaya juga disepakati belum tentu menjadi tuan rumah pada laga kedua semifinal yang dihelat Ahad, 11 Oktober 2015. Dengan alasan yang sama, kabut asap belum pasti reda pada saat itu. Alhasil Mahaka berencana menggelar laga kedua di tempat netral. "Bisa di Jakarta, di Bali, atau pun di manapun," kata Hasani Abdulgani, Direktur Utama Mahaka Sports.
Robert mengatakan kesepakatan ini jelas merugikan klubnya yang berharap ditonton pendukung sendiri. Namun, dia tak bisa berbuat banyak karena kondisi cuaca tak bisa diperkirakan. Robert hanya berharap masalah asap bisa segera usai sehingga laga kedua digelar di Palembang. "Mudah-mudahan hujan dan asap mulai berkurang," katanya.
Ihwal tempat netral, Robert belum bisa memutuskan daerah mana yang bakal menjadi pilihan Sriwijaya. Sebab, Robert harus membicarakannya dengan manajemen Elang Andalas. Dia optimistis timnya tetap akan berusaha memetik kemenangan dalam laga di Malang maupun di tempat netral.
TRI SUHARMAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini