Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

EKSKLUSIF: Atur Skor, Siapa Saja yang Harus Disogok untuk Menang?  

Bambang Suryo menuturkan untuk mengamankan satu pertandingan tidak perlu seluruh pemain dan manajemen tim disuap.

29 Juli 2015 | 12.25 WIB

Ilustrasi taruhan bola / judi bola. garbagesound.com
Perbesar
Ilustrasi taruhan bola / judi bola. garbagesound.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan makelar bandar judi bola liga Indonesia, Bambang Suryo, akhirnya mau buka-bukaan soal bobroknya Liga Indonesia. Menurut Bambang, seorang bandar judi bisa menggelontorkaan sampai Rp 500 juta untuk mengatur pertandingan.

Bambang menuturkan untuk mengamankan satu pertandingan tidak perlu seluruh pemain dan manajemen tim disuap. "Maksimal lima orang dalam satu tim," kata Bambang kepada Tempo dalam beberapa kali kesempatan. (Baca: EKSKLUSIF: Siapa BS, Si Perantara Judi Bola)

Lelaki kelahiran Surabaya ini menuturkan biasanya posisi pemain belakang, kiper, dan gelandang tengah adalah yang sudah dikondisikan oleh para bandar. Barulah wasit dan manajemen tim, utamanya pelatih.

Menurut Bambang, para bandar menggunakan istilah kuda pengungkit untuk menyebut pemain yang sudah dikondisikan. Dalam beberapa kesempatan wawancara Bambang juga menyebut beberapa nama pemain dan wasit yang sudah terkenal bisa disuap. "Nanti ada waktunya dibuka," ujarnya.

Baca:
EKSKLUSIF: Alasan BS Buka-bukaan Soal Mafia Judi Bola
Siapa Nasiruddin, WNI Pengatur Skor SEA Games?

Bambang mengatakan sudah puluhan tahun malang melintang dalam dunia judi bola ini. Makanya, ia tahu banyak siapa saja orang yang bermain di dalam jaringan judi bola tersebut.

Cerita Bambang dikuatkan oleh dua pelatih tim sepak bola yang pernah berkiprah di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Agus Yuwono, mantan pelatih Persidafon Dafonsoro; dan Gunawan, eks pelatih Persipur Purwodadi, kompak mengatakan pengaturan skor benar-benar terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia.

Agus menjelaskan, ia pertama kali diminta mengalah kepada lawan saat menangani Persidafon pada musim 2012. Sehari sebelum timnya menghadapi Persiwa Wamena, kata Agus, dia didatangi seseorang yang memintanya menyerah. "Saya ditawari uang Rp 150 juta agar menyerah dengan skor 3 -0 atau 3-1," kata pertengahan Juni 2015. Ia menolak. Rupanya si bandar mendekati manajemen tim lain sehingga timnya kalah.

TIM MAJALAH TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rina Widiastuti

Rina Widiastuti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus