Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banyuwangi - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta warga bersabar dalam menghadapi erupsi Gunung Raung. Meskipun erupsi gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut itu mengganggu sektor ekonomi seperti penerbangan. “Kita harus berharmoni dengan alam,” kata Soekarwo saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Desa Sumberarum, Songgon, Banyuwangi, Minggu, 12 Juli 2015.
Soekarwo mengatakan Provinsi Jawa Timur masuk dalam lintasan gunung berapi sehingga tidak bisa menghindari bencana erupsi. Selain Gunung Raung, gunung berapi yang lebih dulu meletus adalah Gunung Kelud dan Semeru.
Karena itu, dia mengklaim pemerintah Jawa Timur selalu menggelar latihan siaga bencana setiap satu tahun sekali untuk warga di sekitar gunung berapi. Gubernur Soekarwo juga menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertanggung jawab terhadap dampak bencana letusan Gunung Raung. Namun kesiapsiagaan penanganan bencana dikelola tiga kabupaten terdampak, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. “Mulai pelatihan, tim medis, dan sarana-prasarana sudah lengkap.”
Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan hari ini amplitudo gempa tremor Gunung Raung turun dari 29 milimeter menjadi 28 milimeter. “Itu berarti kekuatan erupsinya mulai berkurang meski sedikit,” ujarnya.
Gunung di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso-Jember itu masih mengeluarkan embusan asap setinggi 1.000 meter dari puncak. Embusan asap mengarah ke selatan dan tenggara sesuai arah angin. Embusan asap inilah yang menyebabkan hujan abu vulkanis di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Menurut Hendra, erupsi Gunung Raung tersebut belum mengancam permukiman warga di luar radius 3 kilometer dari puncak. Sebab, material vulkanis yang membahayakan masih bisa ditampung dalam kaldera. “Ancaman erupsi Gunung Raung masih mengancam penerbangan,” tuturnya.
IKA NINGTYAS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini