Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Gizi Buruk Anak Jakarta di Era Jokowi, Ahok, Anies Baswedan & Heru Budi, Ini Faktanya.

Kasus gizi buruk seakan selalu menghantui Jakarta. Di era Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, dan Anies, menjabat sebagai Gubernur DKI, kasus gizi buruk terus terjadi.

7 Januari 2023 | 05.09 WIB

Seorang ibu memberikan vitamin A pada anaknya yang dibagikan oleh kader posyandu di Rorotan, Jakarta Utara, 18 Maret 2021. Menurut Sekretaris Kelurahan Rorotan Nani kegiatan pendataan serta penyuluhan gizi secara rutin dilakukan saat sebelum pandemi melanda. Hal itu sebagai salah satu upaya preventif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada balita. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Perbesar
Seorang ibu memberikan vitamin A pada anaknya yang dibagikan oleh kader posyandu di Rorotan, Jakarta Utara, 18 Maret 2021. Menurut Sekretaris Kelurahan Rorotan Nani kegiatan pendataan serta penyuluhan gizi secara rutin dilakukan saat sebelum pandemi melanda. Hal itu sebagai salah satu upaya preventif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada balita. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia ternyata masih saja ditemukan kasus anak menderita gizi buruk. Sebelumnya, dilaporkan 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta. Kejadian ini diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Masalah gizi buruk di Jakarta seakan tidak pernah tuntas. Tempo menelusuri jejak 5 gubernur DKI Jakarta ke belakang yang telah memimpin Jakarta. Hasilnya? Kasus gizi buruk selalu terjadi di masa kepemimpinan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Era Fauzi Bowo

Pada eras Gubernur DKI Jakarta periode 2007 – 2012 ini pernah ditemukan dua pasien gizi buruk, yakni Farhan (1,2), warga Kelurahan Kapukmuara, Penjaringan dan Halimah Hasifah (3,8) warga Penjaringan, Jakarta Utara pada 11 Juni 2012. Keduanya dilakukan penanganan serius.

Era Joko Widodo

Di era Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012 hingga 2014

Masih mengakui tak sedikit kasus gizi buruk yang dialami anak-anak di ibu kota. Sebab, ia berulang kali kerap dimintakan tolong warga yang mengalami penyakit tersebut.

“Kita ini di Jakarta enggak usah tutup-tutupilah. Begitu itu enggak satu dua saya jamin. Bisa tiga, empat, bisa lima enam, bisa puluhan terjadi,” ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, 2 September 2013.

Era Basuki Tjahaja Purnama

Di era Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ahok itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 juga ditemukan kasus gizi buruk. Saat itu Ahok mengatakan seharusnya di Jakarta tidak ada lagi warga yang mengalami gizi buruk. Ahok memastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengurus orang yang sakit, bahkan orang kelaparan sekalipun.

Pernyataan Ahok tersebut untuk menanggapi berita ditemukannya seorang remaja di Jakarta Timur yang mengalami gizi buruk hingga lumpuh.

Era Anies Baswedan

Sementara di era Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 juga masih ditemukan kasus gizi buruk. Anies tidak bisa mentoleransi kejadian kekurangan gizi di Ibu Kota.

“Di Jakarta tidak boleh ada anak yang sampai kekurangan gizi, enggak boleh. Kalau itu sampai terjadi, itu adalah kondisi yang tidak bisa ditoleransi," ujar Anies di RSIA Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Februari 2018. Hal ini diungkapkan Anies menanggapi data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara yang menyebut ada 194 anak balita kekurangan gizi di Jakarta Utara sampai Desember 2016.

Di akhir masa jabatannya, dilaporkan 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta. Kejadian ini diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.

Angka Gizi Buruk DKI Jakarta Sebanyak 6.047 anak 

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta tahun 2020,angka gizi buruk di DKI Jakarta mencapai 6.047 anak. Jumlah balita penderita gizi buruk di Jakarta Timur mencapai 1.826 balita.

Kemudian Jakarta Barat (Jakbar) 1.823 balita. Disusul Jakarta Pusat 989 balita, Jakarta Selatan (Jaksel) 803 balita. Dan Jakarta Utara (Jakut) 498 balita.

Sebenarnya Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya guna menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang maupun stunting (balita pendek). Salah satu upaya yang dilakukan, yaitu dengan pemantauan perkembangan status gizi balita melalui penimbangan setiap bulan di posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit.

Tingginya angka balita gizi buruk tampaknya masih akan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus