Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Lembaga Antikorupsi Integritas resmi membuka sekolah antikorupsi di Kota Padang, Sumatera Barat, Senin, 4 Januari 2016. Sekolah Integritas itu bakal diikuti 17 siswa dari Sumatera Barat dan Riau.
"Sekolah ini diikuti anak-anak muda yang berumur di bawah 25 tahun. Mereka tak dipungut biaya sepeser pun," ujar Koordinator Lembaga Antikorupsi Integritas Arief Paderi, Senin, 4 Januari 2016.
Awalnya ada sekitar 49 pendaftar yang telah mengisi formulir dan menyerahkan tulisan tentang pandangan terhadap korupsi, sebagai syarat untuk masuk sekolah yang akan diselenggarakan tiap tahun ini. Namun, setelah diseleksi dan diwawancara, Integritas hanya menyaring 17 siswa.
Menurut Arief, ke-17 siswa ini memiliki semangat tinggi untuk mengikuti sekolah ini dan menyuarakan gerakan antikorupsi. Mereka akan belajar dari 4 Januari hingga 8 Januari 2015 di Rumah Ikhlas yang terletak di Jalan Ikhlas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat.
"Sesi kelas akan berjalan selama 33 jam dalam lima hari tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan sesi lapangan dari 9 Januari hingga 9 Maret 2016," ujarnya.
Ada 11 materi pelajaran dalam lima kelompok bahasan, yakni mengenal tindak pidana korupsi, gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia, monitoring peradilan, pemantauan pelayanan publik, keterbukaan informasi publik, dan analisis tata kelola keuangan negara atau daerah. Kemudian, politik korupsi, korupsi sumber daya alam, strategi advokasi gerakan antikorupsi, strategi dan teknik investigasi, serta strategi kampanye media.
Integritas menghadirkan sejumlah pengajar yang dinilai berkompeten, seperti Febridiansyah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Reza Sawawi dari Transparency Internasional Indonesian (TII), Donal Fariz dari Indonesian Corruptions Watch (ICW), Erwin Natosmal dari Indonesian Legal Roundtable (ILR), Choky Ramadhan dari Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Universitas Indonesia (Mappi UI), Grahat Nagara dari Yayasan Auriga, Roni Saputra dari LBH Pers, Syafrimet aktivis masyarakat sipil, Hendra Makmur dari Aliansi Jurnalis Independen, dan beberapa orang berkompeten lain.
"Kaderisasi sangat penting. Lulusan ini bisa menjadi peneliti muda di Lembaga Antikorupsi Integritas," ujar Arief.
Arief mengatakan pemberantasan korupsi tidak hanya tugas dari penegak hukum, tapi juga membutuhkan peran serta masyarakat. "Apalagi saat ini fenomena korupsi yang semakin pelik membutuhkan keseriusan dari semua pihak untuk bersinergi melawan korupsi."
Menurut dia, keterlibatan masyarakat sipil yang efektif perlu diiringi dengan pengetahuan, informasi yang memadai, pengalaman lapangan, serta kemampuan teknis tentang isu-isu korupsi. Termasuk keahlian dalam melakukan pemantauan atau kerja-kerja pengawasan lainnya.
"Sekolah Integritas bertujuan memberikan pendidikan antikorupsi kepada publik, khususnya generasi muda, agar memiliki kemampuan teknis dan terlibat aktif dalam gerakan antikorupsi," ujarnya.
Lembaga Antikorupsi Integritas merupakan lembaga nirlaba yang berdiri di Padang. Lembaga ini diprakarsai oleh orang-orang yang berkomitmen dalam pemberantas korupsi, yakni Saldi Isra, Feri Amsari, Charles Simabura, Rony Saputra, Hendra Makmur, Mohammad Isa Gautama, Donal Fariz, Erwin Natosmal Oemar, dan Reza Syawawi.
Integritas memiliki tujuan memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi yang bebas dari korupsi dan berintegritas. Tujuan lain adalah memperkuat peran masyarakat dalam proses pengawasan kebijakan publik dan mengawal proses penegakan hukum yang bebas dan bersih dari korupsi.
ANDRI EL FARUQI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini