Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ibu dan Anak Ribut di Pagi Hari, Ini yang Perlu Dilakukan Ayah

Di pagi hari, ribut-ribut antara ibu dan anak yang malas bangun adalah hal biasa. Untuk itulah diperlukan peran ayah sebagai penengah.

16 April 2018 | 15.29 WIB

Ilustrasi keluarga. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi keluarga. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir semua ibu pernah merasakan riuhnya suasana rumah di pagi hari. Berkejar-kejaran dengan waktu yang sempit sebelum berangkat kerja atau melakukan aktivitas lain, sementara anak membuat drama, dari susah bangun pagi, ogah mandi, sampai tidak nafsu sarapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam situasi seperti ini, lumrah bila emosi ibu terpancing. Alhasil, drama ibu dan anak di pagi hari sulit dihindari. Ibu menuding anak tidak kooperatif, sedangkan anak menilai ibu mengganggu kenikmatan tidurnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika sudah begini, mau tidak mau ayah harus turut mengambil peran meredam drama. Psikolog anak dari Tiga Generasi, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan, saat terjadi konflik antara ibu dan anak, baik di pagi hari maupun di waktu lain, sebaiknya ayah tidak menambah panas suasana dengan memihak salah satu kubu. Seorang ayah dituntut lebih peka melihat masalah.

“Jangan terpancing emosi. Pahami duduk persoalannya, tenangkan emosi ibu dan anak terlebih dulu, lalu tempatkan diri sebagai pihak netral,” ujar Vera.

Saat anak berkonflik dengan ibu, ayah harus muncul sebagai pihak yang mendamaikan agar anak tidak merasa terancam dan kehilangan tempat berlindung di rumah sendiri.

Anak harus tetap merasa punya tempat berkeluh kesah yang nyaman, yaitu ayah. Karena itu, ayah perlu bertindak sebagai mediator yang menjembatani perdamaian antara ibu dan anak. 

Redam konflik yang terjadi, sehingga kesalahpahaman antara ibu dan anak berakhir dan hubungan mereka kembali membaik.

“Sebaiknya ayah bicara secara khusus dengan keduanya secara bergantian untuk mendengar persoalan dan membahas solusinya. Ayah harus dapat menjadi mediator agar hubungan keduanya membaik,” kata Vera. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus