Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Ibu-ibu menyerbu

Di mulyodadi, yogya, para ibu menyerbu sepuluh anggota satgas wereng yang sedang membabat padi agar hama wereng terlokalisasi. para ibu tak setuju padi dibabat begitu saja, tanpa musyawarah dulu. (ina)

14 Februari 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEADAAN di Desa Mulyodadi bagai diamuk perang. Puluhan ibu dan anak berhamburan dari rumah masing-masing. Mau mengungsi setelah mendengar kentong dipukul bertalu-talu? Sembari men-cincing kain, mereka menyerbu ke sawah yang setengah kilometer dari desa tadi. Melihat barisan tak diundang itu, keruan, sepuluh anggota Satgas (Satuan Tugas) Wereng yang sedang membabat padi, eh, malah kabur. Kegiatan para petugas ini sejak semula memang tak mereka kehendaki. Penduduk desa di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, itu tak rela kalau sawah mereka dibabat begitu saja. Mengapa harus dipotong? "Karena padi di kawasan itu diserang wereng," kata salah seorang petugas Satgas. Nah, untuk mencegah luasnya daerah yang diganyang hama, Satgas di kecamatan tersebut diinstruksikan untuk melokalisasi. Dan, Kamis tiga pekan lalu, sepuluh petugas bekerja, sampai munculnya "serbuan" ibu-ibu itu. Menurut seorang penduduk, cara Satgas Anti-Wereng itu beroperasi kurang kena. "Kami, kok, tak diajak berunding lebih dulu. Tahu-tahu seenaknya main babat. Memangnya padi itu tak ada yang punya," katanya. Padi yang dibabat itu sudah berusia dua bulan, mulai bunting pula. Tentu, para petani tak mau rugi. Mereka toh mengeluarkan biaya untuk bibit, pupuk, dan pestisida. "Kalau ada ganti ruginya, ya, monggo," ujar seorang ibu lebih lanjut. Penyerbuan itu sama sekali tidk melibat kaum pria. Mereka rupanya sengaja tak ikut - kendati tahu persis tindakan para istri itu. "Kalau bapak-bapak seperti saya ini turun menggebrak, mana mungkin ditanggapi. Jangan-jangan, sayalah yang dibawa ke kantor kelurahan," kata Kartomo, 53. Kegiatan memberantas wereng di Mulyodadi, sebelumnya, memang tanpa musyawarah. "Ini pelajaran berharga bagi kami," kata seorang petugas. "Yang kabur bukan werengnya. Tapi Satgasnya," ujarnya. Terkikik-kikik lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus