Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Imam Prasodjo: Elite Terdidik Harus Berdayakan Masyarakat

Pengabdian masyarakat dianggap sebagai tri dharma perguruan tinggi yang jarang digarap orang-orang pintar.

27 Mei 2015 | 22.00 WIB

Panitia Seleksi Pemilihan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 Imam Prasodjo (kanan). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Panitia Seleksi Pemilihan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 Imam Prasodjo (kanan). TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam Prasodjo berharap para warga negara berpendidikan tinggi mau lebih memperhatikan masyarakat di daerah. Menurut dia, elite terdidik seharusnya berfokus memajukan warga Indonesia.

"Jangan hanya fokus kompetensi ke dunia luar atau negara tetangga, tapi perlu juga perhatikan dalam negeri," katanya dalam acara Tempo Education Outlook 2006 di Hotel Luwansa, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.

Imam mengatakan terlalu banyak elite yang berpendidikan menghabiskan waktu untuk memenangkan persaingan di luar negeri. Padahal, ujarnya, banyak masyarakat yang perlu diberdayakan melalui pemikiran maju para elite..

"Seharusnya perlu tingkatkan bagian pengabdian masyarakatnya," kata Imam. Menurut dia, selama ini dari tiga tri dharma perguruan tinggi, pengabdian masyarakat lah yang kurang terurus oleh pemerintah.

Imam mengatakan program pengembangan masyarakat salah satu hal yang penting untuk bisa meningkatkan kesejahteraan bangsa. Menurut dia, kegiatan menjangkau masyarakat dengan pemberdayaan akan membantu pembentukan karakter bangsa. Selain itu, dia menambahkan, pengabdian kepada masyarakat ini bakal memicu inovasi dan kreativitas warga negara.

Dengan pembangunan itu, kata Imam, bisa pula merekatkan masyarakat. Hal ini sudah terbukti berdasarkan pengalamannya. Ia mengaku membimbing mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, dan juga Institut Teknik Bandung dalam memberdayakan masyarakat. Mereka membantu salah satu masyarakat lokal yang memiliki masalah dengan bangunan sekolahnya.

"Niat awalnya, kami hanya ingin memperbaiki atap sekolah yang bocor. Namun akhirnya dengan gotong royong warga, kami berhasil membangun sekolah baru yang kokoh bagi daerah itu," katanya.

MITRA TARIGAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anton William

Anton William

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus