Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thamrin School of Climate Change and Sustainability membuat kajian tentang jalan keluar penyelesaian masalah reklamasi Teluk Jakarta. Para peneliti di lembaga tersebut menganalisis kasus kontroversial di pesisir Jakarta dari berbagai disiplin ilmu.
Peneliti pengembangan perkotaan Thamrin School, Andy Simarmata, mengatakan jumlah penduduk Jakarta terus meningkat. Pada 2012, jumlah penduduk di Jakarta tercatat 9,7 juta jiwa. Pada 2016, naik menjadi 10,3 juta penduduk.
Kepadatan penduduk di Jakarta Pusat mencapai 18.569 jiwa per kilometer persegi dan di Jakarta Barat 16.591 jiwa per kilometer persegi.
Andy menyebut kepadatan penduduk tersebut dengan "obesitas" Jakarta.
"Jakarta sudah 'obesitas', harus diet, 'gula-gula' dibagi ke pulau lain," katanya dalam acara dialog yang diselenggarakan Thamrin School di Jakarta, 25 Oktober 2017.
Andy menuturkan obesitas Jakarta sewajarnya diobati dengan "diet". "Bukan menambah luas melalui reklamasi," ujarnya.
Menurut Andy, reklamasi secara sederhana adalah penambahan luas daratan. Namun tata kelola Jakarta belum membutuhkan reklamasi sebagai solusi terbaik. Jika reklamasi disepakati, harus ditopang dengan dukungan bersama untuk kebaikan.
Andy berujar tata ruang Jakarta harus dikaji ulang. Permasalahan tata ruang tidak bisa diselesaikan dengan waktu singkat. Tata ruang harus berkelanjutan.
Thamrin School menyarankan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Bawesdan dan Sandiaga Uno, harus mengkaji secara keseluruhan mandat kajian lingkungan hidup strategis, tata ruang, dan analisis dampak lingkungan reklamasi Teluk Jakarta.
HABIBI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini