Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - CV Laksana, salah satu Perusahaan karoseri bus yang berbasis di Semarang Jawa Tengah ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.500 unit per tahun. Sepanjang Januar—Oktober 2019, jumlah produksi bus dari Laksana sudah mencapai sekitar 1.000 unit. Sedangkan target produksi tahun ini diproyeksikan hingga 1.200 unit bus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saat ini produksi kami cukup baik, sudah mencapai kisaran 1.000 unit. Kami optimistis dapat memproduksi lagi 200 unit hingga akhir tahun untuk mencapai target, jadi sebulan 100 unit,” kata Direktur Komersial Laksana Alvin Arman, Kamis 14 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia menjelaskan sekitar 80 persen dari portofolio produksi pada tahun ini merupakan unit karoseri untuk bus kebutuhan bus antarkota antarprovinsi yang berukuran besar. Menurutnya, Laksana memang sengaja memfokuskan diri pada segmen ini.
Secara umum dia menilai di tengah penurunan pasar otomotif secara nasional, segmen bus masih mencatatkan pertumbuhan . Hal itu terlihat dari jumlah produksi karoseri Laksana yang pada tahun ini masih tercatat tumbuh dibandingkan tahun lalu. “Memang tidak besar tumbuhnya, tapi relatif saya pikir bus masih cukup baik tahun ini,” katanya.
Menurutnya, ada dua faktor utama yang menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan bisnis karoseri bus pada tahun ini. Pertama, selesainya infrastruktur jalan tol di Jawa. Kedua, membaiknya kinerja sektor transportasi darat karena masyarakat mencari moda transportasi alternatif setelah naiknya harga tiket pesawat.
Selain memaksimalkan pasar lokal, Laksana juga tengah berupaya menjajaki peluang pasar baru untuk ekspor. Alvin mengutarakan bahwa hingga saat ini Laksana telah mengekspor unit bus ke Fiji, Bangladesh, dan Timor Leste.
“Sampai akhir tahun ini kami juga masih persiapkan produksi sekitar 10 unit untuk kebutuhan ekspor ke Bangladesh. Di luar itu kami juga ingin membuka peluang-peluang pasar baru untuk ekspor, khususnya ke kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
BISNIS