Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa penyakit yang kerap menyerang anak, seperti diare, batuk, flu, hingga sakit kepala, menjadi momok para orang tua. Sakit kepala misalnya. penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, baik dalam bentuk ringan atau berat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari faktor-faktor umum hingga masalah kesehatan yang serius sehingga penting bagi Anda untuk memahaminya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenis sakit kepala yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah sakit kepala tegang, yang terjadi ketika otot leher atau kepala tegang. Sebagian besar masalah sakit kepala pada anak bukanlah hal yang mengkhawatirkan, namun ada kemungkinan penyakit ini menjadi gejala masalah serius. Sebab itu, penting untuk berkonsultasi pada dokter mengenai gejala sakit kepala yang anak Anda alami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk sakit kepala tegang, gejala yang sering dialami anak-anak, antara lain: kepala seperti diremas di bagian depan, belakang, atau kedua sisi; terasa nyeri; dan sakit yang dialami konstan (tetap). Sementara, untuk jenis sakit kepala lain yang juga sering menyerang, seperti migrain, gejalanya meliputi: nyeri berdenyut di salah satu bagian kepala, pusing, sakit perut, mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya.
Sakit kepala pada anak bisa terjadi selama beberapa menit, jam, atau bahkan hari. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sakit kepala pada anak. Berikut beberapa di antaranya.
1. Penyakit dan infeksi
Pilek, flu, infeksi telinga, dan sinus merupakan beberapa penyebab sakit kepala yang paling sering terjadi pada anak-anak. Ketika anak menderita penyakit-penyakit tersebut, maka salah satu gejala yang anak rasakan adalah sakit kepala.
2. Tidak cukup makan, minum atau tidur
Sakit kepala pada anak juga kerap disebabkan karena anak melewatkan waktu makan dan minumnya. Selain itu, kurang tidur juga bisa menyebabkan anak sakit kepala. Oleh sebab itu, orangtua harus memastikan anak makan, minum, dan tidur secara teratur.
3. Cedera kepala
Adanya benjolan dan memar di kepala dapat menyebabkan anak sakit kepala. Meski sebagian besar cedera kepala tergolong ringan, segera cari bantuan medis jika anak jatuh dengan keras atau terkena pukulan keras di kepala.
4. Dehidrasi
Jika anak kurang minum atau olahraga secara berlebihan, maka mereka bisa mengalami dehidrasi. Ketika dehidrasi, pembuluh darah di otak akan berkontraksi untuk mencegah kehilangan cairan lebih banyak. Hal inilah yang menyebabkan sakit kepala pada anak. Pastikan anak memiliki asupan cairan yang cukup.
5. Faktor emosional
Anak juga dapat mengalami stres dan merasa cemas yang mungkin disebabkan oleh masalah-masalah di sekelilingnya. Hal ini ternyata juga bisa menyebabkan sakit kepala. Anak-anak yang mengalami depresi juga cenderung mengeluhkan sakit kepala.
6. Faktor genetik
Sakit kepala, terutama migrain, cenderung terjadi secara turun-temurun. Sekitar 7 dari 10 anak yang menderita migrain memiliki ibu, ayah, atau saudara kandung dengan riwayat migrain yang sama.
7. Makanan dan minuman tertentu
Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung nitrat, MSG, dan kafein dapat menyebabkan sakit kepala. Oleh sebab itu, batasi konsumsi berbagai makanan dan minuman yang mengandung zat tersebut, misalnya seperti hot dog, soda, coklat, kopi, dan teh.
8. Masalah di otak
Tumor, abses, atau pendarahan di otak dapat menekan area otak sehingga menyebabkan anak mengalami sakit kepala kronis. Ini merupakan penyebab sakit kepala yang sangat serius. Namun, kondisi ini jarang terjadi dan biasanya disertai gejala lain, seperti masalah penglihatan, pusing, dan kurangnya koordinasi tubuh.
Cara mengatasi sakit kepala pada anak
Tindakan pengobatan sakit kepala tergantung pada apa yang menjadi penyebabnya. Sebaiknya periksakan anak Anda ke dokter jika sakit kepalanya sangat menyakitkan, tak kunjung hilang, atau sering terjadi. Namun Anda juga dapat mencoba membantu meringankan sakit kepala pada anak dengan beberapa cara berikut:
- Memintanya berbaring di ruang yang segar dan tenang
- Letakkan kain yang sejuk dan lembap di dahi atau matanya
- Ajari mereka untuk rileks
- Ajak mereka untuk menarik napas dalam-dalam dan perlahan
- Minta mereka untuk mandi air hangat
- Pijat kepala dan leher mereka.
Anda juga dapat memberikan mereka obat pereda nyeri, seperti acetaminophen atau ibuprofen. Namun, ikuti petunjuk dokter atau petunjuk kemasan untuk memberi dosis yang tepat. Jika anak masih berusia di bawah dua tahun atau memiliki masalah medis lainnya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum memberikan obat.