Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua orang yang gemar memainkan permainan berbasis Internet atau game online akan mengalami kecanduan atau ketergantungan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan terjadinya kecanduan, antara lain faktor biologi, psikologi, dan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
dr. Kristiana Siste, SpKJ(K), Kristiana Siste, menjelaskan, orang yang gemar bermain game, neurotransmitter dopamine di tubuhnya akan meningkat saat bermain sehingga menimbulkan rasa senang (pleasure effect).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Cegah Anak Kecanduan Game, Pakar Ingatkan Pentingnya Main di Luar
Main Game di Gadget Bersama Anak, Baik atau Buruk?
6 Jurus Mencegah Anak Kecanduan Video Game
Kapan Anak Boleh Main Gadget?
“Manusia dilahirkan dengan dopamine yang rendah jadi dia akan selalu mencari cara, benda, atau kegiatan yang bisa meningkatkan dopamine-nya. Maka, dari segi biologi, seseorang yang memiliki gangguan neurotransmitter dopamine akan lebih rentan mengalami kecanduan,” ujar Kristiana dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan.
Ilustrasi anak bermain game. Shutterstock.com
Permainan berbasis online kerap menyuguhkan konten-konten yang memacu adrenalin pemainnya. Selain itu, terdapat tantangan yang senantiasa bertambah di setiap level permainan. Hal ini tentu menjadi daya tarik sekaligus merupakan risiko bagi orang-orang yang pada dasarnya secara psikologi senang mencari tantangan (novelty seeking).
Adapun dari sisi sosial, salah satunya pola pengasuhan orang tua yang memberikan game kepada anaknya sejak usia dini sehingga membentuk pola pikir bahwa game adalah tempat mencari kesenangan, sehingga akhirnya mereka ketergantungan. “Jadi, bukan hanya faktor pribadi, tetapi ada faktor biologi, psikologi, dan sosial yang mempengaruhinya,” kata Kristiana.