Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kiat Melarang Anak Usia Toddler Melakukan Hal Berbahaya

Terlalu sering melarang anak berisiko membuatnya tumbuh jadi anak pemalu dan ragu-ragu. Bagaimana jika anak melakukan hal berbahaya?

16 Juni 2020 | 20.50 WIB

Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com
Perbesar
Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anak usia toddler (1-3 tahun) mulai memiliki inisiatif untuk melakukan hal-hal yang diinginkan. Namun, kadang-kadang ia ingin melakukan hal berbahaya, misalnya bermain soket listrik. Bagaimana cara melarangnya, sementara terlalu banyak melarang juga berisiko membuatnya tumbuh menjadi sosok yang malu dan suka ragu-ragu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Biasanya usia 1-3 tahun, senang sekali sama colokan listrik. Tangannya dimasukkan, atau alat tulis, kertas dimasukkan ke situ. Itu kita bisa bilang, ‘Hei bahaya, jangan’," ujar psikolog klinis, Ratih Ibrahim dalam konferensi pers virtual "Peluncuran Nestlé DANCOW Nutritods", Senin, 15 Juni 2020.

Namun, jika Anda sudah terlalu banyak menggunakan kata “jangan”, Ratih menyarankan cara lain seperti memegang tangan anak saat dia mulai mendekati soket listrik.

"Supaya tidak terlalu banyak menggunakan kata ‘jangan’ maka kita langsung pegang tangannya, 'bahaya nak, kita lakukan yang lain saja ya'," kata dia.

Terlalu sering melarang anak memang tidak disarankan. Di masa ini, orang tua perlu membuka ruang eksplorasi pada anak seluas-luasnya. Tetapi jika pada hal-hal berbahaya dan sangat prinsip, Anda tetap boleh menggunakan kata "jangan" demi keselamatan anak.

Anda juga perlu mengamati gerak-gerik anak untuk memastikan dia tidak melakukan hal berbahaya.

Cara lainnya, semua benda-benda yang berpotensi membahayakan buah hati sebisa mungkin Anda jauhkan dari anak seperti ujung benda yang tajam.

"Jadi anak bisa bereksplorasi seluas-luasnya tetapi dalam ruang lingkup yang aman dan didampingi oleh kita. Kalau makan makanan yang kotor atau benda yang kotor, saya akan pegang tangannya," kata Ratih.

Secara umum, anak usia 1-3 tahun (toddler) mengalami tahapan perkembangan psikososial yakni autonomy versus doubt, yakni mengembangkan kemandirian.

"Sang buah hati mulai mengembangkan kemandiriannya, jadi mulai menampilkan perilaku dia sendiri, maunya apa. Kita akan sungguh-sungguh memberikan ruang yang cukup bagi buah hati bereksplorasi, karena kalau terlalu banyak ditahan, dilarang, dibilang ‘jangan’ apalagi dihukum, nanti dia malah jadi cenderung malu dan ragu-ragu," jelas Ratih.

Dia mengatakan, apa yang anak capai di usia toddler ini yakni kemandirian akan membantu dia masuk ke tahapan berikutnya, di usia prasekolah 3-5 tahun.

"Di tahap ini dia akan mencapai sebuah pencapaian yang namanya initiative versus guilt. Jadi kalau inisiatifnya tidak tercapai, dia akan guilt. Inisiatif datangnya dari mandiri," kata Ratih.

Anak akan mulai mengembangkan rasa tanggung jawab atas inisiatif yang diambilnya. Jika orang tua terlalu menuntut banyak dan ternyata buah hati tak mampu melakukannya, bisa membuat dia dihinggapi rasa bersalah yang berlebihan.

"Di sini perlunya orang tua punya bekal, yakni nutrisi, stimulasi dan cinta dari ayah dan bunda," demikian ujar Ratih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus