Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengajukan 4 rekomendasi untuk menanggulangi banjir di Perumahan Vila Nusa Indah.
Awal tahun ini, banjir di Vila Nusa Indah dan beberapa perumahan lain di Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, lebih parah dibandingkan sebelumnya. Banjir merendam 26 rukun warga dengan jumlah korban terdampak mencapai 26.240 jiwa dengan kerugian di luar kendaraan bermotor mencapai Rp 120 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagai sebuah komunitas yang biasa memberikan peringatan dini, edukasi sungai dan pencegahan bencana banjir, sejak 2 tahun lalu, KP2C mengeluarkan empat rekomendasi sebagai solusi dalam mengatasi banjir di sepanjang ketiga sungai tersebut," kata Puarman, Senin 13 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekomendasi pertama yaitu normalisasi sungai, menurut dia, kondisi sungai sekarang semakin dangkal akibat meningginya sedimentasi di badan sungai. Normalisasi sungai terakhir dilakukan tahun 1973. Karena itu, kata dia, normalisasi atau pengerukan sungai sudah saatnya dilakukan.
"Kedua, terkait tanggul di sejumlah perumahan terdampak banjir terindikasi rapuh sehingga perlu dilakukan Pembangunan Tanggul Permanen. Tanggul-tanggul mengalami kerusakan akibat dorongan air sungai yang kuat," kata dia.
Ketiga, ucap Puarman, perlu pembangunan pintu pengendali air guna yang mengatur volume air datang dari hulu. Sebuah pintu pengendali air perlu dibangun di antara perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi di Jawa Barat.
Rekomendasi keempat untuk mencegah banjir di Vila Nusa Indah dan perunahan lain di Desa Bojongkulur yang dilalui Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi, Puarman mengusulkan pembangunan waduk di hulu Cileungsi. "Karena melimpahnya air hujan dari hulu sungai menjadi sebab utama banjir di kawasan hilir," kata dia.
ADI WARSONO